Langsung ke konten utama

Yogyakarta: Perjalanan di Taman Sari

    
    Setelah melewati dua lebaran di Yogyakarta, ini kali pertama aku keluar untuk menikmati kota ini. Selama ini rutinitasku hanya diisi rute kosan dan kampus. Selepas sidang akhir, kucoba melepas penat dengan melihat pemandangan baru. Mencoba mencari destinasi wisata sekitar. Akhirnya, aku bersama seorang teman memutuskan ke Taman Sari. Karena lokasi dan waktunya paling memungkinkan di hari itu. 

    Kami mengawali perjalanan dengan sarapan bakso dan mie ayam di depan Terminal Condongcatur. Lanjut menaiki Trans Jogja menuju Halte Ngabean dengan kode 3A. Biayanya Rp. 3.600/ orang (tanpa kartu/manual). Setelah sampai di tujuan, kami menaiki Si Thole menuju Taman Sari. Bus kecil berwarna hijau yang bisa memuat sekitar 6-7 orang. Lokasinya berada tidak jauh dari halte, di depan toko Bakhpia. Awalnya, kami bingung menemukan lokasinya, karena itu pertama kalinya kami mendengar trasportasi Si Thole. Kukira semacam Andong ternyat Bus mini. Di halte juga ada petugas yang bisa ditanyai dan mengarahkan. Biaya transportasi Si Thole Rp. 5.000/orang. Kami membeli tiket pergi-pulang menjadi Rp. 10.000/orang. Rute bus ini ada di beberapa tempat yang menjadi lokasi yang biasa dikunjungi para wisatawan.
Tiket Si Thole
Perjalanan menaiki Si Thole menuju Taman Sari

    Butuh sekitar 10 menit, akhirnya kami sampai di Taman Sari. Biaya tiket masuk Rp. 15.000/orang (weekend). Tiketnya berbentuk gelang yang dapat di pasang di tangan untuk menunjukkan pengunjung yang sudah bayar. Cuaca saat itu sangat terik. Kusarankan sebelum bepergian untuk membawa air minum, karena ada banyak lokasi di Taman sari yang bisa dikunjungi.
Lokasi depan Taman Sari

    Setelah memasuki pintu masuk, kita akan disuguhkan kolam besar dengan airnya yang tampak jernih kehijauan. Menurut sejarah, kolam ini menjadi tempat permandian putri dan permainsuri raja.
Kolam pemandian putri dan permainsuri raja

    Di sebelah kanan dan kiri kolam juga ada ruangan. Sejujurnya, aku tidak begitu tahu ruangan itu untuk apa. Kami tidak menyewa tour guide, tapi "curi dengar" dari pemaparan tour guide salah satu wisatawan di sana menjelaskan tempat itu semacam ruang pemanas. Di dalamnya ada dipan dan ada tangga menuju lantai dua. Namun, karena agak takut mendengar suara derik tangga, kami memutuskan untuk tidak naik.
Ruang yang berada di bangunan sebelah kiri kolam

    Setelah mengambil beberapa potret di kolam pemandian, kami melanjutkan untuk mengeksplor lokasi di dalam. Di tiap lokasi baru ada petugas yang berjaga. Saranku, dipuaskan dulu jalan-jalan di area pemandian, sebelum masuk ke area dalam, karena jika sudah masuk tidak diizinkan lagi oleh petugas untuk masuk ke area kolam. Lokasi pintu masuk dan keluar pun berbeda.
    Beberapa bangunan yang mulai ambruk, namun memberi nuasna sejarah mendalam

    Hal menarik ketika masuk ke beberapa area, ternyata lokasi wisata berdampingan dengan permukiman penduduk. Sehingga, dalam perjalanan pun, kami sering berinteraksi dengan penduduk sekitar, sekedar menyapa ataupun bertanya lokasi tempat yang ingin kami lihat. Ada banyak wisatawan yang berkunjung menikmati peninggalan sejarah ini. Mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan, ada pula yang memanfaatkan nuansa klasik dan vintage bangunan sebagai konsep foto pre-wedding. Dalam perjalanan, kami juga bertemu dengan seorang teman baru yang sedang menikmati masa cutinya melepas penat dari kota Metropolitan.
Foto bertiga sebelum pulang
    
    Tidak terasa waktu berkunjung habis. Kami menyudahi perjalanan hari itu dengan mengambil banyak foto. Namun jika ada kesempatan lain untuk berkunjung lagi, akan lebih menyenangkan kalau bisa didampingi oleh tour guide, sehingga bisa memaknai sejarah dari tiap ruangan yang kami datangi.

    Dalam perjalanan pulang, kami menggunakan Si Thole yang beroperasi sampai jam 4 sore menuju Halte Ngabean. Melanjutkan perjalanan menggunakan Trans Jogja ke Terminal Condongcatur dengan biaya Rp. 3.600/orang (tanpa kartu). Lalu berpisah menuju tempat tinggal masing-masing.

Perjalanan pulang menggunakan Trans Yogja

    Total wisata hemat ke Taman Sari sekitar 50 ribu rupiah (makan dan transport). Alhamdulillah, bisa liburan bersama teman, ke tempat baru, bertemu orang baru, dan pengalaman baru. Semoga tulisan ini bermanfataat yah, ksususnya buat kamu yang lagi holiday di Yogyakarta :)

Next time kemana lagi nih...



Note: Perjalanan 22 Juli 2023 (Yogyakarta)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Memilih Menjadi Dosen dan Bagaimana Proses Persiapannya?

Tulisan ini kudedikasikan untuk diriku sendiri sebagai pengingat akan niat dan tujuan mengapa memilih karir ini. Dan selebihnya, semoga ada manfaat yang bisa diperoleh pembaca dalam proses perjalanannya. *** Pic: Buku yang digunakan sebagai bahan ajar “Kenapa ingin jadi dosen?” tanya seorang interviewer saat saya sedang mengikuti wawancara CPSN.  Saya pun mencoba menjawab pertanyaan ini “Pertama, pilihan karir dosen menjadi wadah saya untuk bisa bermanfaat tidak hanya melalui pengajaran, namun juga menyebarluaskannya melalui tulisan/publikasi, dan mengaplikasikannya dengan pengabdian kepada masyarakat. Dan semoga bisa menjadi amalan saya juga ketika sudah tidak ada di dunia, melalui ilmu yang bermanfaat sebagai amal jariah yang tidak terputus. Kedua, saya merasa punya tanggung jawab setelah mendapat privilege untuk bisa sekolah tinggi, melalui beasiswa pula sejak S1 hingga S2, dimana masih banyak orang lain yang tidak bisa mengenyam kesempatan ini, yang mungkin bahkan saya pikir m...

Setelah penjelajahan ini, Akhirnya…

Saat sedang membaca novel Tere Liye, berjudul 'Tentang Kamu', tiba-tiba hpku bergetar. Sebuah notiviasi pesan masuk. Kusapu layar handphone untuk melihatnya. Tanganku tiba-tiba gemetar. Tak berpikir panjang, kubuka sebuah situs di google. Berkali-kali ku coba, tak kunjung bisa masuk.  Jantungku semakin berdegup kenjang. Ditambah jari-jariku yang terus gemetar. Kucoba membuka situs tersebut dengan aplikasi lain. Dan akhirnya, TERBUKA. Ku klik status dalam link tersebut. Aku menutup mulut, tanganku masih gemetar. Aku masih belum menyangka. Kutelpon seorang teman yang lebih paham masalah ini. “Halo ka?” tanyaku “Ya?” jawabnya dari balik telepon “Hari ini pengumuman. Kalau tulisannya lolos substansi itu artinya apa?” tanyaku dengan suara bergetar “Artinya kamu lolos!” jawabnya bahagia. Hari ini, 16 September 2019, akhirnya yang kuikhtiarkan sejak meminta izin pada Ibu Desember 2018 silam, menampakkan hasilnya. Hampir 10 bulan terlewati, 2 lebaran ku lalu...

Impian #1 : Perjalanan

Impian akan membawa kita terbang. Semakin kita percaya dengan impian itu, semakin kita tak menyangka bahwa ia telah membawa kita jauh dari sebelumnya. Ada begitu banyak hal yang akan terlewati dalam proses pencapaiannya. Sehingga rasa-rasanya, rugi jika tak diabadikan dalam aksara. Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian .” Tulisan ini in syaa Allah akan berkelanjutan. Inspirasinya berawal dari pemikiran kebanyakan orang yang hanya melihat hasil pencapaian seseorang. Hingga lupa ada proses yang mengorbankan banyak tangis, rindu, waktu, dan berbagai ujian fisik, materi hingga batin. Ketika setiap penonton melihat proses itu, maka mereka tidak akan mudah (lagi) menilai dan berkomentar, “Dia beruntung”, “Dia punya fasilitas lengkap”, atau “Dia punya orang dalam.” Setiap orang menjalani prosesnya dari titik nol hingga ia menja...