“Tuhan izinkan kita silaturahmi, adalah juga untuk saling
ingatkan, saling mendoakan”
~Satriadi Indarmawan
Saya tidak tahu tepatnya kapan Pak Dadit mulai
mulai menulis dan membagikan tulisannya, namun dalam catatanku tulisan pertama
Bapak dikirimkan pada 19 Oktober 2021. Di tanggal yang sama yaitu tanggal 19
April 2025 di Kota Semarang, buku yang berisi tulisan-tulisan itu telah dibingkai dalam buku yang
berjudul “Refleksi Waktu”. Senang bercampur haru ketika menyaksikan teman-teman
yang berbagi pemaknaannya atas tulisan-tulisan Bapak, yang ternyata tidak hanya
memberi kesan, namun juga tulisan-tulisan itu bisa menjadi teman berbagi
kesedihan serta penyemangat hati yang kelelahan.
Di hari perilisan buku ini pula, menjadi pertemuan
kedua dengan Bapak setelah hampir se-dekade tidak bertemu secara langsung. Dan
di hari berbahagia ini juga, menjadi pertemuan perdana dengan kawan-kawan baru yang
tak saling kenal sebelumnya.
Dulu, saat pertama kali bertemu Pak Dadit,
saya masih anak belasan tahun dari keluarga kelas menengah yang menjadi pemburu
beasiswa. Pada saat itu, saya terinspirasi dengan kisah Bapak yang bercerita tentang
bagaimana ia bisa survive menghadapi ujian dalam hidupnya. Cerita dalam
pertemuan singkat itu kuabadikan dalam aksara, agar tidak hanya saya atau
beberapa orang saja yang menikmatinya, namun juga bisa dirasakan semangat dan
manfaatnya hingga anak cucu mendatang. Kini, di pertemuan kedua, kembali
bertemu dengan Pak Dadit, saya sudah tumbuh “dewasa”, dari kartu keluarga
mandiri (alias sendiri) yang sedang belajar makna menjadi dewasa. Kembali, saya
terinspirasi dengan kisah-kisah yang terceritakan maupun tidak terceritakan, tentang
bagaimana Bapak bisa kembali survive dengan ujian yang sama. Semoga, dan
semoga, kisah-kisah itu kembali bisa diabadikan dalam tulisan, agar kami bisa
belajar tentang makna keteguhan, keyakinan, dan juga semangat juang. Amiin ya
Rabb.
Selain itu, di hari ini pula, ada pertemuan-pertemuan baru yang tercipta. Pertemuan dengan Anis dan Hilya, sebagai panitia abadi dengan jurus seribu bayangannya, sehingga acara perilisan buku Refleksi Waktu bisa sukses terlaksana. Pertemuan dengan Mba Herlin dan Mba Siska yang akhirnya bisa bertemu secara langsung, setelah sebelumnya hanya bertemu lewat Grup Editing Buku via Wa. Pertemuan dengan Mba Norma, teman sekamar yang asyik buat ngobrol apa aja. Pertemuan dengan Mba Manda dan Mba Bunga ehh Indah yang energi fotonya selalu ada. Pertemuan dengan Mba Syifa yang ternyata seawardee dan sealmamater yang sama. Pertemuaan dengan Mba Annisa dan Mba Ulil yang juga senasib sebagai anak rantau yang dapat kerjaan yang jauh dari kampung dan orangtua. Pertemuan dengan Mba Arin yang singkat, tapi jadi bisa kenal Mba Arin yang namanya tak asing di telinga. Pertemuan dangan Ibunya Mba Siska yang Alhamdulillah bisa sehat dan pulih kembali. Pertemuan dengan Mas Alif yang siap sedia menjemput dan mengantar ke banyak tempat. Juga pertemuan dengan teman-teman KSE yang meski baru pertama bertemu, tapi selalu bisa terhubung dan nyambung ngobrol berbagai hal.
Terima kasih untuk setiap orang yang sudah meluangkan waktunya, sehingga pertemuan lama bisa terbangun kembali, dan pertemuan baru bisa tercipta lagi. Terima kasih untuk setiap petemuan dan kenangan yang tercipta. Ada banyak kisah, kesan, dan kasih. Entah kapan bisa bertemu lagi, bisa besok, lusa, tahun depan, atau bahkan se-dekade kemudian.
Dalam doa semoga ada kesempatan menyapa di lain waktu, dalam doa semoga setiap
orang diberi kesehatan selalu, dan dalam doa semoga setiap cita-cita baik yang
sedang diupayakan bisa didukung semesta dan dimudahkan oleh-Nya.
Alhamdulillah,
selamat dan terima kasih Pak Dadit untuk Buku, waktu, dan kesempatannya. Juga terima
kasih semuanya untuk setiap kenangannya😊
Sumber foto: Panitia



Komentar
Posting Komentar