Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

PK 152 – Abhinaya Estungkara

“PK itu memiliki banyak kenangan manis, tapi cukup untuk dikenang bukan diulang” PK (Persiapan Keberangkatan) 152 LPDP sudah kelar jumat kemarin bertempat di Mercure Hotel, Ancol Jakarta. Banyak cerita dan drama. Sejak sebelum PK hingga di hari pelaksanaannya. Mulai dari drama undangan sampai ke agenda dan kebutuhan kegiatan. Meski hanya 5 hari, PK berasa kayak lama banget haha. Tapi dari situ sebenarnya saya jadi belajar bahwa kalimat “kok hari cepat banget beralu yah” adalah kata lain dari kurang produktif atau tidak efektifnya kita memanfaatkan waktu. PK ngajarin banget tentang disiplin. Setiap hari hanya bisa tidur 2-3 jam. Saat materi dikuat-kuatin matanya biar gak sampe ketutup.   Gak ada istilah telat. Setiap hari selalu lari-larian di lorong hotel, biar bisa dapat stiker smile. Agenda beragam kegiatan jalan sesuai waktunya. Meski agak sedikit shock dengan rutinitas itu, tapi manfaatnya banyak banget. Terutama bagaiaman selama ini cara kita menghargai waktu.

Yogyakarta : Kota Kenangan

“Tetaplah jadi kota yang sama. Yang selalu menjaga hati orang-orang.” Kupikir akan tinggal lebih lama di Jogja, ternyata (lagi) rencanaku tak berjalan sesuai harapan. Saya harus hidup nomaden lagi. Pindah ke kota yang tak pernah menjadi kota prioritas yang ingin kukunjungi. Saya ingat waktu itu, saat pertama kali ke Jogja, saya begitu antusis. Walaupun sedikit takut. Karena saya harus tiba-tiba mengubah rencana awal lagi, dan memilih segera ke Jogja. Mengandalkan mamikos dan gojek untu bisa dapat tempat tinggal dan tranportasi ke tempat tujuan. Jadilah saya  membolang (sendiri). Beragam kenangan sudah terukir sejak saya berangkat hingga meninggalkan kota ini. Mulai dari pengalaman yang memalukan, lucu dan mengesankan pastinya. Sempat salah gerbong kereta. Salah tempat pemberhentian halte. Semuanya membuat banya mata tertuju padaku dengan pandangan tertawa dan heran. Haha, kunikmati saja. Selain pengalaman yang menggelitik itu, ada kenangan yang selalu me

PhD Parents` Stories

Keluarga adalah bagian fundamental dalam masyarakat. Keluarga sebagai lingkungan pertama dalam pengenalan agama, nilai juga norma.   Keluarga menjadi madrasah dan teladan pembentuk karakter. Dari sebuah keluargalah lahir generasi berakhlak mulia atau malah sebaliknya. Maka dari itu, sangatlah penting bagi sebuah keluarga untuk dibekali ilmu, sehingga paham akan peran dan tanggungjawabnya. Ilmu ini kita kenal dengan ilmu parenting. Dalam buku Phd Parents` Stories dijelaskan dengan gamblang bagaimana sebuah keluarga   membangun sebuh visi misi bersama tuk mewujudkan keluarga madani yang didambakan. Menariknya, penerapan ilmu parenting yang dijelaskan dalam buku ini tak bersifat menggurui sehingga terasa seperti sebuah ceramah, namun dikemas dalam kisah inspiratif keluarga penulis dan para orang tua lainnya dalam mendidik dan mencetak keluarga yang berlandaskan pada agama dan akhlak mulia. Buku ini juga memiliki subjudul yang dapat dibagi menjadi empat bagian besar. Yakni Me