Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

2 Ramadhan : Menjadi Diri Sendiri

Selasa, 07 Juni 2016 Pukul : - Hari ini saya sedang mengerjakan tugas kewirausahaan. Mk ini kusebut juga mata kuliah motivasi. Materi yang lebih banyak mengajarkan tentang potensi diri, kemauan, kerja keras, pantang menyerah dan berbagai hal yang bisa menyemangati diri. Ketika dosen menerangkan pun mahasiswa lebih fokus mendengarkan. Mungkin karena layaknya iman, semangatpun bisa naik turun kapan saja. Apalagi diusi muda yang masih labil. Ketika sedang mencari beberapa materi untuk tugas, saya terhenti saat membaca sebuah kalimat. “Menjadi diri sendiri”. Tiba-tiba saya bertanya dalam diri, apakah saya sudah menjadi diri sendiri ? Dan jawabannya belum. Selama ini saya masih menjadi bayangan orang lain. Sehingga tidak heran saya selalu mengubah target pencapaian. Ternyata orang lainlah yang menjadi target saya, bukanlah mimpi itu sendiri. Si A begini, ikut. Si B begitu, ubah plan, ikut si B lagi. Akhirnya, karena cuman menjadi bayangan orang lain, tidak ada pencapaian yang d

1 Ramadhan : Jauh dari Mereka Membuatku Dewasa

Senin, 06 Juni 2016 Pukul 21:06 Hari ini merupakan puasa pertama tidak bersama keluarga. Begitu berbeda dengan tahun-tahun kemarin. Sahur biasanya dibangunkan mama, sekarang alarm handphone jadi penggantinya. Berbuka biasanya dengan keluarga. Sekarang hanya berdua dengan teman. Sedih, karena tidak bersama dengan mereka. Miris, yang lain pulang dan saya tetap disini. Namun, seperti orang bijak mengatakan “Dibalik kesedihan, pasti ada hikmahnya”. Belajar dewasa. Itulah yang saya dapatkan. Jauh dari mereka yang dikasih, membuat saya banyak belajar. Belajar mengerti. Bahwa hidup selalu punya prioritas. Kesusahan berakhir Kebagian, atau malah sebaliknya. Kembali mengingat tujuan saya berada disini adalah menuntut ilmu. Menuntut ilmu untuk mewujudkan cita. Dan citaku untuk membahagiakan mereka yang sekarang jauh di kampung halaman. Belajar kesalah dimasa lalu. Penyesalan selalu datang dibelakang. Pepatah ini sudah saya dengar sejak masih SD. Namun anehnya, kalimat yang harusny

Mereka sudah mulai menua

Hari ini entah mengapa air mata terus mengalir. ikut menggambarkan suasana diluar yang sedang hujan. Perasaan antara bingung dan rindu. Dua hal yang berbeda, namun memiliki objek yang sama. Yaitu orang tua ku. Berada jauh ditanah rantau membuat batin ini begitu merindukan mereka. Padahal baru 2 bulan sejak balik kekampung halaman. Wajah mereka selalu terbayang dipikiranku. Entah mengapa. Tak kuat untuk memendam rindu, akhirnya kutelpon ibu. Mendengar suaranya yang tak sesegar dulu. Dimana beberapa waktu lalu ia masih bisa memanggil namaku dengan keras. Menceramahiku karena masih sholat bolong-bolong. Terus menegurku jika bermalas-malasan ditempat tidur. Perempuan tidak baik bangun siang, begitu katanya. Sampai akhirnya, saya sadar...ternyata ibu sudah mulai menua, ternyata ia tidak sekuat dulu lagi. Ketika saya menelpon   pun ia tak bisa berlama-lama meladeniku. Diserahkan handphonenya ke adikku. Rindu untuk mendengar suaranya Alhamdulillah mulai terobati. Namun, saat menutup te

SCHEDULE

Jam 5 Pagi, bangun, solat subuh, membaca Qur’an. Jam 6 pagi, mandi, pakai seragam, makan pagi, berangkat sekolah. Sampai jama 9 malam, sikat gigi, cuci kaki, tidur. Schedule (Jadwal) seperti ini sudah saya lakukan sejak masih Tk. Saya rajin melakukakknya hingga Sd. Masuk SMP dan SMA mulai jarang. Dan masuk kuliah saya membuat schedule bisa dihitung dengan jari. Entah dari mana asalnya hingga saya mau tergerak untuk menulis schedule. Namun, seingat saya, itu adalah inisiatif dari saya pribadi. Mungkin karena kegemaran saya menulis, sehingga saya suka menulis kegiatan sehari-hari saya. Sungguh, jauh berbeda memang kehidupan saya dimasa saya rajin menulis schedule dan masa sekarang. Long time ago, hidup saya itu lebih tertata, karena kegiatan untuk esok hari sudah dipersiapkan dengan baik. Sehingga waktu yang ada benar-benar dipergunakan dengan efisien dan efektif. Meskipun memang tidak setiap hari saya bisa menjalankan aktifitas yang saya lakukan itu secara full. Karena, yah..b

MY PLAN A

  MY PLAN A Tulisan ini merupakan inspirasi dari salah satu mentor saya, yaitu Kek Jamil Azzaini. Ketika itu saya sempat membaca beberapa tulisannya dan salah satunya adalah Plan A. Ketika membacanya bait demi bait, paragraf demi paragraf, tiap katanya sangat mengena dihati saya. Tulisan itu kembali membuka pemikiran saya mengenai tujuan hidup. Saya adalah orang yang punya 1001 Planning dengan tipekel orang yang serba perfeksionis. Mungkin menurut kalian orang yang memiliki banyak planning adalah orang yang memiliki banyak mimpi yang ingin diwujudkan (fokus pada masa depan). Sedangkan orang perfeksionis adalah orang yang selalu ingin segala sesuatunya itu sempurna. Memang seharusnya seperti itu, namun bagi saya, kenyataannya planning itu hanya sebatang perencanaan yang sangat betah bertangker dipikiran saya tanpa adanya action. Dan tentunya, sifat perfeksionis itu percuma saja apabila tidak ada tindakan untuk mengaplikasikannya. Jujur...saya muak dengan My Big Dreams, My P