"Sejauh apapun kaki melangkah, sejauh apapun dirimu mengembara, sejauh apapun jarak memisahkan, pulang adalah momen yang selalu dirindukan, dan rumah selalu menjadi tempat terbaik untuk kembali merajut asa dan melepas lelah"
Akhirnya. Bisa kembali pulang. Momen yang selalu dirindukan oleh anak rantau seperti diriku. Bagiku, selain melepas rindu betemu keluarga, pulang juga menjadi kesempatan terbaik untuk meminta restu (bukan, bukan restu yang itu. Ah jadi baperkan 😆). Restu yang ku maksud adalah doa untuk segala mimpi di masa depan. Kamu juga pasti tahu, doa Ibu adalah paling mujarab. Saya sudah kerap kali membuktikannya diberbagai momentum.
Saat punya kesempatan berbincang berdua, mulailah ku ceritakan satu per satu impianku. "Saya ingin ...., lalu setelah itu...., dan ketika usia itu saya ingin ...., doakan yah bu". Nah, cukup satu kata "Amin" dari Ibu akan mampu memuluskan segala impianku. Segala kemudahan yang ku dapatkan dalam hidup tidak lain pun karena doa Ibuku. Semoga Ia selalu diberi kesehatan 😇.
Pulang bagi anak rantau adalah momen langka. Maka sudah sepantasnya menjadi masa untuk berbakti. Walaupun kadang masih saja sibuk dengan gedget . Tapi kali ini ku ingin mencoba satu perubahan. Ibarat liburan ke suatu kota atau negara, pasti berbagai kesiapan termasuk list tempat-tempat hits yang akan dikunjungi sudah disiapkan. Saya pun harus merancang pulang kampung kali ini dengan perencanaan yang matang. Rugi rasanya jika pulang menjadi momen untuk bermalas-malasan (seperti pulkam di tahun-tahun kemarin). Apalagi tidak mudah untuk bisa kembali ke rumah jika terus egois memikirkan "sok sibuk" di perantauan. Pulang kampung kali ini akan ku jadikan ladang investasi. Berbakti kepada kedua orang tua adalah ibadah yang dicintai oleh Allah SWT. Selain itu, ada banyak hal yang ingin ku perlihatkan dalam keluargaku. Bahwa apa yang ku cari di "luar" sana membentuk diriku yang seperti "ini". Belajar, berbagi, dan berahlak. Sungguh egois jika saya hanya sibuk berbagi dengan orang-orang di luar sana dan lupa dengan keluargaku sendiri. Ya, pulang juga menjadi momen indah untuk menyatukan frekuensi agar dapat bersama meraih jannah-Nya. Allahumma robbalalamin 😇.
Pulang. Mengajarkanku untuk sangat...sangat...sangat bersyukur. Bersyukur memiliki kedua orang tua lengkap plus menyayangiku. Bersyukur masih bisa melihat mereka. Bersyukur masih bisa mendengar tawa mereka. Bersyukur atas segala kecukupan ini. Bersyukur karena Allah masih memberiku kesempatan untuk berbakti ketika teman-temanku tak lagi punya kesempatan itu.
"Pulanglah. Jangan egois. Karena selagi kamu masih menjadi tanggungan Ayah Ibu mu. Mereka masih punya hak atas dirimu. Dan paling penting, orangtuamu adalah orang yang paling setia dalam hal menunggu. Jika lidah mereka telah kelu berucap, hati mereka takkan lelah menungguimu. Jika hatimu masih keras, tengoklah kawan-kawanmu. Semoga kamu tak jadi orang yang merugi".
Komentar
Posting Komentar