Langsung ke konten utama

PULANG!



"Sejauh apapun kaki melangkah, sejauh apapun dirimu mengembara, sejauh apapun jarak memisahkan, pulang adalah momen yang selalu dirindukan, dan rumah selalu menjadi tempat terbaik untuk kembali merajut asa dan melepas lelah"

Akhirnya. Bisa kembali pulang. Momen yang selalu dirindukan oleh anak rantau seperti diriku. Bagiku, selain melepas rindu betemu keluarga, pulang juga menjadi kesempatan terbaik untuk meminta restu (bukan, bukan restu yang itu. Ah jadi baperkan ðŸ˜†). Restu yang ku maksud adalah doa untuk segala mimpi di masa depan. Kamu juga pasti tahu, doa Ibu adalah paling mujarab. Saya sudah kerap kali membuktikannya diberbagai momentum.

Saat punya kesempatan berbincang berdua, mulailah ku ceritakan satu per satu impianku. "Saya ingin ...., lalu setelah itu...., dan ketika usia itu saya ingin ...., doakan yah bu". Nah, cukup satu kata "Amin" dari Ibu akan mampu memuluskan segala impianku. Segala kemudahan yang ku dapatkan dalam hidup  tidak lain pun karena doa Ibuku.  Semoga Ia selalu diberi kesehatan ðŸ˜‡.

Pulang bagi anak rantau adalah momen langka. Maka sudah sepantasnya menjadi masa untuk berbakti. Walaupun kadang masih saja sibuk dengan gedget . Tapi kali ini ku ingin mencoba satu perubahan. Ibarat liburan ke suatu kota atau negara, pasti berbagai kesiapan termasuk list tempat-tempat hits yang akan dikunjungi sudah disiapkan. Saya pun harus merancang pulang kampung kali ini dengan perencanaan yang matang. Rugi rasanya jika pulang menjadi momen untuk bermalas-malasan (seperti pulkam di tahun-tahun kemarin). Apalagi tidak mudah untuk bisa kembali ke rumah jika terus egois memikirkan "sok sibuk" di perantauan.  Pulang kampung kali ini akan ku jadikan ladang investasi. Berbakti kepada kedua orang tua adalah ibadah yang dicintai oleh Allah SWT. Selain itu, ada banyak hal yang ingin ku perlihatkan dalam keluargaku. Bahwa apa yang ku cari di "luar" sana membentuk diriku yang seperti "ini". Belajar, berbagi, dan berahlak. Sungguh egois jika saya hanya sibuk berbagi dengan orang-orang di luar sana dan lupa dengan keluargaku sendiri. Ya, pulang juga menjadi momen indah untuk menyatukan frekuensi agar dapat bersama meraih jannah-Nya. Allahumma robbalalamin ðŸ˜‡.

Pulang. Mengajarkanku untuk sangat...sangat...sangat bersyukur. Bersyukur memiliki kedua orang tua lengkap plus menyayangiku. Bersyukur masih bisa melihat mereka. Bersyukur masih bisa mendengar tawa mereka. Bersyukur atas segala kecukupan ini. Bersyukur karena Allah masih memberiku kesempatan untuk berbakti ketika teman-temanku tak lagi punya kesempatan itu.

"Pulanglah. Jangan egois. Karena selagi kamu masih menjadi tanggungan Ayah Ibu mu. Mereka masih punya hak atas dirimu. Dan paling penting, orangtuamu adalah orang yang paling setia dalam hal menunggu. Jika lidah mereka telah kelu berucap, hati mereka takkan lelah menungguimu. Jika hatimu masih keras, tengoklah kawan-kawanmu. Semoga kamu tak jadi orang yang merugi".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Januari: Tentang Kehilangan

  Di awal tahun 2024, Allah memberi salah satu pelajaran begitu berharga. Lewat ujian kehilangan. Ini menjadi pengalaman yang akan begitu membekas buatku. Seingatku, ini kali pertama aku menyaksikan tiga orang meninggalkan dunia, di dalam sebuah ruangan yang disebut ICU. Ruangan yang penuh monitor dengan suara teratur. Namun, bisa membuat dada sesak, saat suaranya mulai intens berbunyi. Monitor itu menunjukkan denyut nadi, nafas, tekanan darah, dan suhu seorang pasien. Di tengah ruangan, ada para petugas medis yang akan memantau dan sigap apabila ada tanda tidak beres dari monitor-monitor para pasien.             Jarak antara pasien yang satu dengan yang lain cukup dekat. Hanya ada gorden yang menjadi pembatas. Namun, gorden itu tidak ditutup sepenuhnya, agar tidak menghalangi petugas medis yang ingin memantau monitor. Untuk itu, aku bisa menyaksikan pasien dan keluarganya yang ada di sebelah ataupun di depanku.             Di malam pertama saat berjaga di ruang ICU, aku bisa men

Motivasi untuk Terus Belajar: Kids, This Is Your Mom

Sejak SMA aku punya impian, sebelum menikah, aku ingin menyelesaikan studi S2 terlebih dahulu. Motivasiku saat itu, salah satunya adalah, karena aku ingin menjadi teladan untuk anakku kelak dalam hal pendidikan. Bahwa terus belajar adalah hal penting dalam kehidupan. Ilmu menjadi cahaya dalam bertutur dan berbuat. Keberkahan ilmu akan tercerminkan dari sikap seseorang. Paling tidak, “Semangat Belajar” itu ingin kutumbuhkan dan semoga bisa menjadi inspirasi untuk ia kelak.  Pengetahuan tidak hanya melulu bicara tentang bangku sekolah ataupun perkuliahan, namun memuat berbagai hal yang menjadi bagian dari proses belajar, tumbuh, dan berkembang. Dalam perjalanan mencapai cita-cita misalnya, ada berbagai pengalaman baru yang dilalui, dan kadang kala membuat takut. Namun keberanian itu kerap kali muncul, salah satunya diilhami dari “peran” sebagai seorang perempuan yang kelak akan menjadi Ibu, madrasah pertama untuk anak-anak, jadi sumber pertanyaan mereka. Untuk itulah, aku perlu untuk m

Yogyakarta: Tour Perpus UGM

Selama kuliah, mayoritas waktuku diisi di Perpustakaan dibanding di dalam kelas. Kuliah empat semester jarak jauh. Sementara semester sisanya untuk penelitian dan mengerjakan tesis di Perpus. Fasilitas di Perpus UGM sangat beragam. Ada banyak fasilitas yang disediakan untuk mahasiswa. Juga ada banyak ruangan yang tersedia untuk mengakses berbagai layanan, mulai dari akses buku, jurnal, maupun tugas akhir kuliah. Sementara itu, di luar ruangan ada banyak spot tempat duduk yang disediakan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Mulai dari meja panjang untuk ruang diskusi sampai meja yang tampaknya cocok untuk para introvert atau mahasiswa yang ingin fokus mengerjakan tugasnya sendiri. Ada juga kantin, loker, toilet dan mushola yang tersedia di setiap lantai, ruangan yang biasanya digunakan untuk melaksanakan kegiatan/seminar, juga spot bermain anak/balita. Waktu buka Perpus dari Hari Senin-Jum`at (08.00 pagi sampai 08.00 malam). Di hari Sabtu, buka sampai jam 12.00 siang. @perpustakaan_ugm Pe