“Kerap kali kamu membantu temanmu
dengan berbagai urusan dunianya. Lantas mengapa kamu tak membantu temanmu dalam
urusan akhiratnya ? Bukankah teman yang sesungguhnya tak pernah memutus tali
persaudaraan diantara mereka ? Meskipun oleh kematian sekalipun. Karena mereka
percaya, bahwa hidup tak hanya di dunia. Ada Surga juga Neraka. Teman baik akan
membawa temannya ke Surga. Percayalah!”
Teman
bagiku, bukan mereka yang selalu menemaniku ke mall. Bukan mereka yang selalu mentraktirku
makan. Atau pun yang selalu bisa diajak jalan bareng. Bagiku, teman adalah
mereka yang bisa jadi Ayah, Ibu, Kakak, dan Adikku. Teman adalah keluarga. Yang
bisa ikut bahagia ketika aku bahagia. Yang tahu bagaimana menyikapiku ketika
marah. Saling menguatkan satu sama lain. Mendukungmu meraih impianmu. Dan
paling penting, selalu mengingatkanmu untuk bersama ke-Surga-Nya. Itulah
definisi teman menurut pemahamanku.
Perjalanan
hijrahku pun sangat dipengaruhi oleh teman-temanku. Bisa menjalanakan perintah-Nya
dan risalah sunnah pun karena bantuan mereka. Hal-hal kecil sebenarnya,
seperti...
“Ci, makan pakai sendok pakai tangan
kanan”
“Ci, ada kajian disana”
“Rapat kita pending dulu ya, adzan”
“Solat dulu yuk, terus lanjut rapat”
“Eh, Senin-Kamis free loh disana,
bukber disana yuk”
“Rapat hari Jum`at, sekalian
Al-Kahfi-an saja”
Mungkin
perkataan mereka terdengar biasa saja. Tapi siapa sangka, karena terus
diingatkan, Perintah-Nya menjadi ringan untuk dilaksanakan. Aku teringat dengan
doa yang selalu ku panjatkan pada-Nya, agar bisa selalu di istiqomahkan. Dia
selalu baik mengabulkannya. Kusadari sekarang, bahwa dimanapun aku berada
(komunitas/organisasi yang ku geluti), selalu ada teman-teman yang menjadi
alarm pengingat-Nya. Istiqomah itu akan begitu sulit jika tak ada mereka. Ya,
mereka adalah teman-teman Surga. In sya Allah. Amiin Allahumma Amiin.
Sedikit
bercerita tentang kegiatan yang ku lakukan bersama beberapa orang teman dipekan
kemarin. Kami membagikan sedikit rezeki dari Sang Maha Pemberi kepada
orang-orang yang membutuhkan. Walaupun sebenarnya, ada banyak komunitas sosial
yang juga melakukan hal yang sama. Tapi yang ku pikirkan saat itu adalah,
bagaimana caranya agar kami bisa bersama-sama memiliki amalan yang in syaa
Allah diridhoi-Nya membawa kami pada golongan yang sama. Mereka adalah
teman-temanku. Egois rasanya jika aku hanya ingin beramal sendiri. Saling
mengajak dalam agenda kebaikan. Saling mengingatkan untuk memantaskan diri
meraih ridho-Nya. Agar kelak diantara kita tak ada yang menangis. Karena salah
seorang teman yang tergelincir ke neraka. Agar kelak, kami bisa saling mencari
dan menolong ketika ada diantara kita tak bertemu di Surga. Agar kelak, kita
bisa saling mendoakan
“Ya Allah... dia adalah temanku. Ia
adalah golonganku. Kami sama-sama saling mengingatkan satu sama lain untuk
menjalankan perintah-Mu. Aku mohon, maafkanlah ia”
Lalu
Allah pun menyatukan kita di Surga-Nya. Begitu indah momentum itu bukan. Syukurku
kepada-Nya karena dipertemukan dengan teman-temanku saat ini. Kita tak pernah
tahu apakah akan dipisahkan oleh-Nya melalui jarak, waktu, atau bahkan
kematian. Namun, yang selalu ku yakini dan selalu ku harap. Semoga tak cukup di
dunia, tapi Allah SWT juga meridhoi kita menjadi teman se-Surga. Amiiin.
Palu, 02 April 2018
Pukul 00.50 WITA
Berawal dari apapun dan dari manapun kisah hijrah kita, tetaplah yakin bahwa Allah maha pengampun.. Tidak ada yang bisa menghalangi langkah kita untuk berhijrah...
BalasHapusYahhh
Sahabat surga.. In shaa Allah Kelak mereka yang akan mencari kita jika mereka tak menemukan kita di surga-Nya...
Aamiinn...