Langsung ke konten utama

22 Tahun


Hai 22 tahun. Hai 2020

Rasanya menginjak usia 22 tahun semakin membuat jantungku deg-degan. Karena kutahu, akan lebih banyak hal besar yang akan terjadi, lewat pilihan-pilihan yang Allah berikan. Mengambil sebuah keputusan itu tentu tidak mudah. Apalagi ini berkaitan dengan masa depan, resiko dan tanggungjawab yang akan diemban, dan bisa jadi keputusan ini juga berkaitan dengan kehidupan orang lain. Bukankan kita memang saling terkait dengan satu sama lain. A bertemu B, B bertemu C, C bertemu D, D bertemu B adalah takdir yang sudah dituliskan di Lauh Mahfudz.

Intinya, semua pertemuan itu bukan tanpa rencana atau iseng saja, tapi Allah dengan cara-Nya membuat setiap pertemuan itu bermakna. Eh…ternyata tidak disangka si A jadi partner yang clop buat bisnis, si B jadi rekan yang cocok buat kegiatan, si C jadi pasangan hidup pilihan-Nya. Who`s know? Kita hanya bisa menjalani setiap pertemuan itu dan menikmati perjalanan kehidupan yang sudah Tuhan berikan.

Hai 22 tahun

Aku tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Terkadang aku takut dan cemas. Terkadang aku bertanya, ujian apa yang Allah akan berikan di tahun ini. Tetapi, jika aku terus memikirkannya dan terkurung dengan rasa khawatirku, aku tak akan bisa naik ke tangga berikutnya. Padahal aku ingin menjadi orang yang lebih baik. Dan aku tahu, pribadi yang kuat dan bijak lahir dari tempaan ujian. So, aku hanya cukup menjalani sisa usia ini dengan motto, “Hariku adalah Hari Ini.” Just smile, br grateful, and do the best everytime. Lagipula, untuk apa juga aku memikirkan hal yang membuat semraut pikiranku, ketika ada Allah yang sudah merancang rencana indah untuk setiap hamba-Nya, iya kan?

Hai 22 tahun

Akhir-akhir ini aku banyak memikirkan tentang tanggung jawab. Atau lebih tepatnya, mencoba untuk mengambil tangggungjawab baru. Baik untuk diriku, keluarga, ataupun orang-orang yang sebagian rezekinya ada padaku. Maka dari itu, di usia ini aku harus lebih banyak belajar lagi. Melakukan pemantasan diri hingga Dia membuatku benar-benar pantas. Dan kupikir, cara terbaik dalam proses pemantasan ini adalah dengan lebih banyak bercerita dengan-Nya dan mengenali diri sendiri. Dengan mengenali diri sendiri, paling tidak aku tahu kapan harus keras atau mengistirahatkan diri, kapan aku harus tersenyum atau menangis, kapan aku butuh waktu bersosial atau menyendiri, dan apa yang harus aku lakukan di masa-masa itu. Semakin aku mengenali diri dan Tuhan-ku, aku yakin semuanya akan lebih mudah untuk dijalani, diterima dan dilepaskan~

Hai 22 tahun

Apa kamu punya resolusi di tahun ini?
Tentu. Aku ingin hidup sehat, mengenali dan menerima diri, lebih care pada keluarga, orang-orang yang menyayangiku dan kusayangi, membuang hal yang remeh-temeh dan pikiran yang tidak penting, dan menghidupkan sunnah dalam keseharianku.

Hai 22 tahun

Allah memberi kesempatan hidup hingga di usia ini. Jangan lupa, menyiapkan jawaban dari pertanyaan, “kamu habiskan untuk apa masa mudamu?” Dan ingat, Allah tak pernah menciptakanmu dengan sia-sia. Ada tugas yang perlu kamu jalankan. Jangan lupakan kewajianmu itu hanya untuk mengejar rasa bangga dan pujian.

Hai 22 tahun

Ini kalimat penyemangat untukmu dari dirimu, “aku tak tahu apa yang terjadi di masa depan. Tetapi yang pasti, semengerikan apapun dunia nantinya, tetaplah jadi dirimu, tetaplah baik, tetaplah menjadi tulus, tetaplah isi pikiranmu dengan hal positif, tetaplah bermanfaat untuk sekitarmu, tetaplah lembut dan saling menyayangi, tetaplah jujur, tetaplah rendah hati dan jadi gelas kosong, tetaplah taat dan istiqomah, dan tetaplah ingat, Allah selalu menyayangi-mu. Lalu, jika kamu mulai lelah, istirahatlah dan ingat kembali, kebahagiaan itu sangat dekat, dia ada di hatimu, jadi tak perlu mengejarnya lewat standar pencapaian manusia.”

Ciputat, 01 Januari 2020

22 Tahun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Januari: Tentang Kehilangan

  Di awal tahun 2024, Allah memberi salah satu pelajaran begitu berharga. Lewat ujian kehilangan. Ini menjadi pengalaman yang akan begitu membekas buatku. Seingatku, ini kali pertama aku menyaksikan tiga orang meninggalkan dunia, di dalam sebuah ruangan yang disebut ICU. Ruangan yang penuh monitor dengan suara teratur. Namun, bisa membuat dada sesak, saat suaranya mulai intens berbunyi. Monitor itu menunjukkan denyut nadi, nafas, tekanan darah, dan suhu seorang pasien. Di tengah ruangan, ada para petugas medis yang akan memantau dan sigap apabila ada tanda tidak beres dari monitor-monitor para pasien.             Jarak antara pasien yang satu dengan yang lain cukup dekat. Hanya ada gorden yang menjadi pembatas. Namun, gorden itu tidak ditutup sepenuhnya, agar tidak menghalangi petugas medis yang ingin memantau monitor. Untuk itu, aku bisa menyaksikan pasien dan keluarganya yang ada di sebelah ataupun di depanku.             Di malam pertama saat berjaga di ruang ICU, aku bisa men

Motivasi untuk Terus Belajar: Kids, This Is Your Mom

Sejak SMA aku punya impian, sebelum menikah, aku ingin menyelesaikan studi S2 terlebih dahulu. Motivasiku saat itu, salah satunya adalah, karena aku ingin menjadi teladan untuk anakku kelak dalam hal pendidikan. Bahwa terus belajar adalah hal penting dalam kehidupan. Ilmu menjadi cahaya dalam bertutur dan berbuat. Keberkahan ilmu akan tercerminkan dari sikap seseorang. Paling tidak, “Semangat Belajar” itu ingin kutumbuhkan dan semoga bisa menjadi inspirasi untuk ia kelak.  Pengetahuan tidak hanya melulu bicara tentang bangku sekolah ataupun perkuliahan, namun memuat berbagai hal yang menjadi bagian dari proses belajar, tumbuh, dan berkembang. Dalam perjalanan mencapai cita-cita misalnya, ada berbagai pengalaman baru yang dilalui, dan kadang kala membuat takut. Namun keberanian itu kerap kali muncul, salah satunya diilhami dari “peran” sebagai seorang perempuan yang kelak akan menjadi Ibu, madrasah pertama untuk anak-anak, jadi sumber pertanyaan mereka. Untuk itulah, aku perlu untuk m

Yogyakarta: Tour Perpus UGM

Selama kuliah, mayoritas waktuku diisi di Perpustakaan dibanding di dalam kelas. Kuliah empat semester jarak jauh. Sementara semester sisanya untuk penelitian dan mengerjakan tesis di Perpus. Fasilitas di Perpus UGM sangat beragam. Ada banyak fasilitas yang disediakan untuk mahasiswa. Juga ada banyak ruangan yang tersedia untuk mengakses berbagai layanan, mulai dari akses buku, jurnal, maupun tugas akhir kuliah. Sementara itu, di luar ruangan ada banyak spot tempat duduk yang disediakan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Mulai dari meja panjang untuk ruang diskusi sampai meja yang tampaknya cocok untuk para introvert atau mahasiswa yang ingin fokus mengerjakan tugasnya sendiri. Ada juga kantin, loker, toilet dan mushola yang tersedia di setiap lantai, ruangan yang biasanya digunakan untuk melaksanakan kegiatan/seminar, juga spot bermain anak/balita. Waktu buka Perpus dari Hari Senin-Jum`at (08.00 pagi sampai 08.00 malam). Di hari Sabtu, buka sampai jam 12.00 siang. @perpustakaan_ugm Pe