Langsung ke konten utama

Yogyakarta: Tour Perpus UGM


Selama kuliah, mayoritas waktuku diisi di Perpustakaan dibanding di dalam kelas. Kuliah empat semester jarak jauh. Sementara semester sisanya untuk penelitian dan mengerjakan tesis di Perpus. Fasilitas di Perpus UGM sangat beragam. Ada banyak fasilitas yang disediakan untuk mahasiswa. Juga ada banyak ruangan yang tersedia untuk mengakses berbagai layanan, mulai dari akses buku, jurnal, maupun tugas akhir kuliah. Sementara itu, di luar ruangan ada banyak spot tempat duduk yang disediakan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Mulai dari meja panjang untuk ruang diskusi sampai meja yang tampaknya cocok untuk para introvert atau mahasiswa yang ingin fokus mengerjakan tugasnya sendiri. Ada juga kantin, loker, toilet dan mushola yang tersedia di setiap lantai, ruangan yang biasanya digunakan untuk melaksanakan kegiatan/seminar, juga spot bermain anak/balita. Waktu buka Perpus dari Hari Senin-Jum`at (08.00 pagi sampai 08.00 malam). Di hari Sabtu, buka sampai jam 12.00 siang.


@perpustakaan_ugm

Perpus UGM terdiri dari enam lantai, namun yang bisa diakses menggunakan lift hanya lima lantai saja. Selama kuliah, saya lebih sering menggunakan lantai satu dan dua. Itu pun tidak semua ruangan di lantai itu pernah saya masuki.


Take photo dari lantai empat

Saat datang terlalu pagi atau sebelum Perpus buka saya biasanya duduk di sekitar halaman Perpus. Ada banyak bangku dan gazebo lengkap dengan colokan yang disediakan.





Di bangku depan Perpus

Saat masuk di Perpus, mahasiswa perlu untuk melakukan presensi (checkpoint) melalui Simaster dengan men-scane barcode yang sudah disediakan, sementara jika sudah alumni masih bisa masuk tanpa melakukan presensi.

Checkpoint di simaster

Biasanya, saya akan menuju ke lantai dua untuk mengerjakan tesis di ruang ETD (Electronic Thesis and Disertation).


Ruang ETD saat mengerjakan tesis 

Untuk menggunakan ruangan ini, kita perlu untuk melakukan pemesanan kursi terlebih dahulu dan memilih periode waktu yang diinginkan. Baiknya pemesanan dilakukan di hari sebelumnya. Pastikan datang jika sudah melakukan pemesanan, karena sistem akan secara otomatis akan memblokir jika kita tidak datang sesuai waktu yang ditentukan. Kalau terblokir maka kita tidak bisa melakukan pemesanan lagi selama beberapa hari.

Aplikasi simaster untuk pemesanan kursi

Kalau sudah selesai di ruangan ini (periode pagi 08.00-12.00), siangnya saya akan keluar mencari spot tempat duduk yang nyaman untuk melanjutkan pengerjaan tesis. Saya biasanya lebih sering mengerjakan tugas di model meja seperti ini. Atau biasa kusebut meja introvert haha.


Model meja di luar ruangan

Selain itu, di lantai dua juga tersedia kantin dan mushola untuk perempuan (Lantai satu untuk laki-laki). Meskipun kantinnya tidak besar tapi varian makanannya cukup beragam, mulai dari aneka nasi bungkus, mie, perkuean, roti, cemilan dan minuman dingin (air mineral, susu, jus, dls).


Kantin di Perpus

Sementara, jika sudah menjelang malam, saya turun ke lantai satu.  Ada ruang Wow, ruangan ini lebih nyaman daripada di luar, karena ber-ac dan ada tempat lesehan untuk bisa merenggangkan kaki saat terlalu lama duduk. Untuk lantai satu di buka sampai jam 09.00 malam.


Ruang Wow

Hal menarik lain dari Perpus UGM adalah bangunan (dinding di sekeliling) terbuat dari kaca, sehingga kita bisa melihat pemandangan di luar ruangan. Itu cukup membantu untuk mencari inspirasi dan melepas penat.

Pemandangan saat malam hari dari ruang Wow

Kalau pun masih mau lanjut mengerjakan tugas kuliah, bisa memanfaatkan gazebo atau tempat duduk di luar Perpus. Tapi biasanya paling lambat jam 09.00 malam saya sudah langsung balik.

Ini beberapa spot foto di tiap lantainya yang sempat kuambil (tidak semua sudut, soalnya banyak banget hehe)...

Lantai 1






Lantai 2




Lantai 3










Lantai 4


Lantai 5







Itu dia beberapa spot di Perpus UGM, gimana udah ketemu spot terbaik buat ngerjain tugas? Oh ya, Perpus UGM juga biasanya melaksanakan beberapa kegiatan yang bisa dikepoin di @perpustakaan_ugm.

Semoga bermanfaat yah :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Januari: Tentang Kehilangan

  Di awal tahun 2024, Allah memberi salah satu pelajaran begitu berharga. Lewat ujian kehilangan. Ini menjadi pengalaman yang akan begitu membekas buatku. Seingatku, ini kali pertama aku menyaksikan tiga orang meninggalkan dunia, di dalam sebuah ruangan yang disebut ICU. Ruangan yang penuh monitor dengan suara teratur. Namun, bisa membuat dada sesak, saat suaranya mulai intens berbunyi. Monitor itu menunjukkan denyut nadi, nafas, tekanan darah, dan suhu seorang pasien. Di tengah ruangan, ada para petugas medis yang akan memantau dan sigap apabila ada tanda tidak beres dari monitor-monitor para pasien.             Jarak antara pasien yang satu dengan yang lain cukup dekat. Hanya ada gorden yang menjadi pembatas. Namun, gorden itu tidak ditutup sepenuhnya, agar tidak menghalangi petugas medis yang ingin memantau monitor. Untuk itu, aku bisa menyaksikan pasien dan keluarganya yang ada di sebelah ataupun di depanku.             Di malam pertama saat berjaga di ruang ICU, aku bisa men

Motivasi untuk Terus Belajar: Kids, This Is Your Mom

Sejak SMA aku punya impian, sebelum menikah, aku ingin menyelesaikan studi S2 terlebih dahulu. Motivasiku saat itu, salah satunya adalah, karena aku ingin menjadi teladan untuk anakku kelak dalam hal pendidikan. Bahwa terus belajar adalah hal penting dalam kehidupan. Ilmu menjadi cahaya dalam bertutur dan berbuat. Keberkahan ilmu akan tercerminkan dari sikap seseorang. Paling tidak, “Semangat Belajar” itu ingin kutumbuhkan dan semoga bisa menjadi inspirasi untuk ia kelak.  Pengetahuan tidak hanya melulu bicara tentang bangku sekolah ataupun perkuliahan, namun memuat berbagai hal yang menjadi bagian dari proses belajar, tumbuh, dan berkembang. Dalam perjalanan mencapai cita-cita misalnya, ada berbagai pengalaman baru yang dilalui, dan kadang kala membuat takut. Namun keberanian itu kerap kali muncul, salah satunya diilhami dari “peran” sebagai seorang perempuan yang kelak akan menjadi Ibu, madrasah pertama untuk anak-anak, jadi sumber pertanyaan mereka. Untuk itulah, aku perlu untuk m