Jam
5 Pagi, bangun, solat subuh, membaca Qur’an. Jam 6 pagi, mandi, pakai seragam,
makan pagi, berangkat sekolah. Sampai jama 9 malam, sikat gigi, cuci kaki,
tidur. Schedule (Jadwal) seperti ini sudah saya lakukan sejak masih Tk. Saya
rajin melakukakknya hingga Sd. Masuk SMP dan SMA mulai jarang. Dan masuk kuliah
saya membuat schedule bisa dihitung dengan jari. Entah dari mana asalnya hingga
saya mau tergerak untuk menulis schedule. Namun, seingat saya, itu adalah inisiatif
dari saya pribadi. Mungkin karena kegemaran saya menulis, sehingga saya suka
menulis kegiatan sehari-hari saya.
Sungguh,
jauh berbeda memang kehidupan saya dimasa saya rajin menulis schedule dan masa
sekarang. Long time ago, hidup saya itu lebih tertata, karena kegiatan untuk
esok hari sudah dipersiapkan dengan baik. Sehingga waktu yang ada benar-benar
dipergunakan dengan efisien dan efektif. Meskipun memang tidak setiap hari saya
bisa menjalankan aktifitas yang saya lakukan itu secara full. Karena,
yah..balik lagi, kadang kondisi dan suasana dilapangan tidak sesuai dengan yang
diharapkan (manusia cuman bisa planning, dan Tuhan yang menetukannya). Tapi,
jujur schedule membuat saya merasa lebih puas dengan kehidupan saya. Saya
merasa lebih produktif dalam keseharian saya. PR selesai satu minggu sebelum
dikumpul, rumah selalu bersih, solat terus jalan, dan selalu ada waktu luang
untuk istirahat dan tidur siang. Itu semua bisa saya handle karena scehedule
yang sudah dipersiapkan tentunya.
Jauh...Jauh...berbeda
dengan sekarang. Entah kenapa saat kuliah saya sangat malas membuat schedule.
Mungkin karena saya mulai nyaman dengan rasa malas dan santai. Sehingga begitu
mudah terlena dengan waktu. Seharian kadang bisa saya habiskan hanya mengurung
diri dikamar. Sehingga kadang saya merasa waktu berlalu begitu cepat. Baru
bangun pagi tiba-tiba udah malam aja. Baru bayar uang spp tiba-tiba udah ujian
akhir semeter lagi. Orang-orang bilang ini adalah tanda-tanda kiamat.Karena
ternyata bukan hanya saya yang merasakannya, teman-teman saya pun merasakannya.
Sekarang
sudah masuk semester 4. Hampir 2 tahun terlewati, tapi belum ada langkah nyata
mewujudkan mimpi. Selalu terlena dan lalai. Hingga akhirnya saya merenung. Dan
saya mulai mengambil secarik kertas dan mulai menulis kegiatan yang akan saya
lakukan besok. Dan...dari A-Z, hanya beberapa kegiatan saja yang terlaksana. Yah..itu
karena saya masih bersahabat akrab dengan ketidaksungguhan dan kemalasan diri.
Akan teapi, benih-benih kepuasan yang sudah lama saya rindukan mulai muncul kembali.
Terutama ketika menceklis aktifitas-aktifitas yang telah saya lakukan. Hal ini
membuat saya merasa lebih berguna. Karena seharian kita tahu apa yang kita
lakakuan dan semuanya itu adalah hal positif dan untuk kemajuan diri. Dan
tentunya kita dapat mengetahui apakah hidup kita menurun, tetap, ataukah
meningkat dari hari kemarin.
Schedule
its really important. Mengatur waktu kuliah dan berorganisasi agar tugas tidak
terbengkalai, proker terealisasikan, ibadah tetap jalan, passion tetap
dilaksanakan. Waktunya tertata rapi dalam schedule. Akan membentuk diri menjadi
manusia produktif, mandiri, disiplin dan tentunya terjauhkan dari manusia yang
Sibuk Iya Tapi Tujuan Nol.
Mengutip
dari salah satu buku yang saya anggap sebagai mentor saya, yaitu ka Setia
Furkon Kholid dalam karyanya “Muda Karya Raya” yaitu tentang Siklus kebiasaan :
Pikiran
berubah menjadi perkataan
Perkataan
berubah menjadi perbuatan
Perbuatan
berulang-ulang menjadi kebiasaan
Kebiasaan
yang menahun akhirnya jadi karakter.
Schedule
yang kita tulis dan dilaksanakan dengan niat sungguh-sungguh,serta dilakukan
setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Sehingga terbentuklah karaktar sosok yang
bisa menhargai waktu. Karakter ini hanya dimiliki oleh orang maju dan sukses
tentunya.
“Belajar Dari Hal Kecil
Untuk Menjadi Orang Besar Nantinya” ~ Suci
do what you love, love what you do
BalasHapusThank gan atas komen dan masukannya :)
BalasHapus