25
Agustus kemarin bertambah usiamu bu. Tidak terasa engkau semakin menua. Dan
anakmu ini belum juga bisa membahagiakanmu. Maaf yah bu. Tidak seperti anak
yang lainnya. Yang bisa merayakan ulan tahun ibunya. Atau memberi sebuah kado
mahal. Anakmu ini hanya bisa memberi doa setulus mungkin untuk kesehatan dan
umur yang panjang dalam setiap doanya. Maaf selama lebih dari 19 tahun ini terus
merepotkanmu. Maaf karena tidak bisa membantumu di rumah. Maaf di usiamu yang sekarang
masih membuatmu bekerja. In Syaa Allah doakan anakmu ini secepat mungkin
memantaskan diri sehingga bisa membahagiakanmu.
Maaf
pula karena anakmu ini begitu tertutup. Tidak seperti anak yang lainnya yang
menelpon dengan Ibu mereka setiap hari menceritakan kisah-kisah yang mereka
lalui di tiap harinya secara detail. Anakmu adalah sosok yang introvert
(tertutup). Aku juga ingin menceritakan semuanya bu. Tapi Ibu tahukan, kalau
anakmu lebih suka mencurahkan semunya dalam selembar kertas kosong. Begitupun
dengan perasan cintaku padamu bu. Ku harap coretan kertas ini bisa mewakili
perasaan ku itu.
Saat
ini anakmu sedang berproses bu. Aku punyateman-teman yang soleh dan soleha
disini. Yang banyak mengajarkanku tentang agama dan menjadi orang yang
bermanfaat. Banyak orang yang selalu mendukungku disini. Dan menasehatiku
ketika salah. Jadi, Ibu tidak perlu khawatir. Aku ada dilingkungan yang baik.
Bu,In
syaa Allah...semoga Allah memberikan kita umur yang panjang. Agar aku bisa
mewujudkan impian-impianmu selama ini. Yang harus engkau tahan demi kebutuhan
anakmu. Semoga Allah memberikan kita
umur yang panjang. Agar aku bisa memantaskan diri menjadi anak yang soleha,
sehingga kelak kita bisa betemu lagi di Jannah menjadi sebuah keluarga. Aamiin
Ya Rabbal alamin
“Bukan
dengan acara mewah. Bukan dengan kado mahal. Tapi dengan doa tulus. Doa itulah
yang mampu menembus hingga ke arsy-Nya”
Untuk
Ibuku terkasih
Palu,
29 Agustus 2017
Komentar
Posting Komentar