Langsung ke konten utama

Untuk Saudara Saudariku di Palestina




Bismillah...

Palestina dan dunia kembali gempar ketika Yerusalem diakui Donald Trump (Presiden Amerika Serikat) sebagai ibu kota Israel. Sontak negara-negara PBB, termasuk Indonesia menyatakan ketidaksetujuannya akan hal itu. Pada tanggal 21 Desember 2017, PBB memutuskan bahwa Yerusalem adalah wilayah kekuasaan Palestina atas kesepakatan 128 negara PBB.

Aksi besar-besaran sempat terjadi di Indonesia. Tak terkecuali daerah tempat tinggalku. Ukhuwah muslim itu benar-benar ku rasakan. Ketika teman-teman saling mengajak ikut aksi dukungan untuk Palestina.

Namun, bukan karena Yerusalem kembali di tangan Palestina ataupun aksi dukungan Indonesia membela Palestina hingga saya menulis di blog ini. Tapi, ada satu hal yang menggetarkan saya untuk menulis. Sebuah cuplikan video instagram dari teman saya. Berduarasi 54 detik. Tapi,tak sampai selesai, cukup 10 detik saja saya menonton video itu, sudah mampu membuat saya meneteskan air mata. Memperlihatkan tentara zionis Israel yang sedang mencekik leher seorang anak kecil Palestina di pinggir jalan tengah keramaian. Suara anak itu terdengar sesak tak berdaya mengucapkan syahadat. Cukup sampai disitu saya tak lagi melanjutkan menonton video. Hanya satu kalimat yang keluar dari mulutku. “Setega itukah kalian?” 



Saya sudah sering mendengar dan membaca kekejaman zionis. Namun, saya masih tak habis pikir, mereka bisa melakukan hal itu ke seorang anak kecil yang tak tahu apa-apa. Dibenakku masih bertanya-tanya, bagaimana jika mereka punya anak nantinya, apakah mereka juga akan setega itu? apakah mereka juga berani untuk membunuh anak mereka sendiri? apakah masih ada nurani di hati mereka? apakah mereka masih manusia? Dan saya menyimpulkan, bahwa mereka bukanlah manusia. Karena, sesungguhnya manusia selain diberi akal, juga diberi hati. Tak ada manusia yang tega membunuh seseorang, melainkan hatinya sudah mati. Namun, sebagai seorang muslim yang taat pada Allah dan apa yag diajarkan Rasulullah, saya selalu mendoakan agar mereka dibukakan hatinya, diberikan hidayah, dan dikembalikan ke jalan yang lurus.Aaamiinn.

Dan untuk adikku. In syaa Allah Khusnul Khotimah. In syaa Allah syahid. Hidupmu di dunia tak tenang dan tak aman. In syaa Allah di akhirat kebahagiaan yang kamu dapatkan. Ayah Ibu mu pasti bangga. Semoga Allah selalu menguatkan mereka. Dan bertemu kembali di Jannah.
Dan untuk saudara-saudariku di Palestina, maaf. Maafkan saudarimu ini yang tak bisa melakukan apa-apa. Maafkan karena tak bisa membasuh darah yang berceceran di kepalamu. Tak bisa mengobati luka di badanmu. Tak bisa memberi ketenangan di hatimu. Maaf beribu maaf. Mungkin, hanya satu hal yang bisa ku lakukan. Berdoa.

Kamu dan aku tahu. Tak ada yang bisa mengalahkan kekuatan doa. Puluhan bom yang diledakkan atau ratusan peluru yang ditembakkan tak akan mampu membunuhmu jika Allah belum berkehendak. Kita percaya itu. Allah Maha Besar. Allah Maha Kuat. Allah Maha Segala-galanya. Lahawla walakuwwata illabillah. Hanya Allah tempat kita bergantung. Semuanya sudah tertulis dalam Kitab Suci Al-Qur`an. Kita meyakini-Nya. Karena Dia tak pernah mengecewakan hamba-hamba yang bedoa pada-Nya, melainkan pasti Dia kabulkan.

Bersabarlah sedikiti lagi saudara-saudariku. Saya tahu. Semuanya tak mudah. Waktu begitu cepat merenggut orang-orang yang disayangi. Tak mudah kehilangan Ayah dan Ibu. Tak mudah kehilangan anak. Tak mudah kehilangan saudara. Tak mudah kehilangan sahabat. Tak semudah itu merelakan mereka pergi. Saya paham. Ada air mata yang menetes disetiap kepergian mereka. Ada ketakutan yang selalu menghinggap disetiap waktunya. Saya sempat berpikir, kenapa kalian tak pergi saja dari negeri itu? Sebuah pikiran bodoh yang hinggap di kepalaku. Ya, benar. Semuanya sudah tertulis dalam Kitab Suci Al-Qur`an. Kamu dan saya tahu itu. Dan kita mengimani Janji-Nya.

Saudara Saudariku di Palestina. Kalian adalah orang-orang pilihan yang ditempatkan di tanah suci itu. Allah tidak akan membebankan ujian diluar dari kesanggupan hamba-Nya. Maka saya yakin, kalian akan mampu melewatinya. Memenangkannya. In syaa Allah. Lahawla walakuwwata illabillah. Hanya Allah tempat kita bergantung. Saudara saudarimu disini dan diseluruh dunia akan selalu mendoakan perjuangan kalian. Aaamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Januari: Tentang Kehilangan

  Di awal tahun 2024, Allah memberi salah satu pelajaran begitu berharga. Lewat ujian kehilangan. Ini menjadi pengalaman yang akan begitu membekas buatku. Seingatku, ini kali pertama aku menyaksikan tiga orang meninggalkan dunia, di dalam sebuah ruangan yang disebut ICU. Ruangan yang penuh monitor dengan suara teratur. Namun, bisa membuat dada sesak, saat suaranya mulai intens berbunyi. Monitor itu menunjukkan denyut nadi, nafas, tekanan darah, dan suhu seorang pasien. Di tengah ruangan, ada para petugas medis yang akan memantau dan sigap apabila ada tanda tidak beres dari monitor-monitor para pasien.             Jarak antara pasien yang satu dengan yang lain cukup dekat. Hanya ada gorden yang menjadi pembatas. Namun, gorden itu tidak ditutup sepenuhnya, agar tidak menghalangi petugas medis yang ingin memantau monitor. Untuk itu, aku bisa menyaksikan pasien dan keluarganya yang ada di sebelah ataupun di depanku.             Di malam pertama saat berjaga di ruang ICU, aku bisa men

Motivasi untuk Terus Belajar: Kids, This Is Your Mom

Sejak SMA aku punya impian, sebelum menikah, aku ingin menyelesaikan studi S2 terlebih dahulu. Motivasiku saat itu, salah satunya adalah, karena aku ingin menjadi teladan untuk anakku kelak dalam hal pendidikan. Bahwa terus belajar adalah hal penting dalam kehidupan. Ilmu menjadi cahaya dalam bertutur dan berbuat. Keberkahan ilmu akan tercerminkan dari sikap seseorang. Paling tidak, “Semangat Belajar” itu ingin kutumbuhkan dan semoga bisa menjadi inspirasi untuk ia kelak.  Pengetahuan tidak hanya melulu bicara tentang bangku sekolah ataupun perkuliahan, namun memuat berbagai hal yang menjadi bagian dari proses belajar, tumbuh, dan berkembang. Dalam perjalanan mencapai cita-cita misalnya, ada berbagai pengalaman baru yang dilalui, dan kadang kala membuat takut. Namun keberanian itu kerap kali muncul, salah satunya diilhami dari “peran” sebagai seorang perempuan yang kelak akan menjadi Ibu, madrasah pertama untuk anak-anak, jadi sumber pertanyaan mereka. Untuk itulah, aku perlu untuk m

Yogyakarta: Tour Perpus UGM

Selama kuliah, mayoritas waktuku diisi di Perpustakaan dibanding di dalam kelas. Kuliah empat semester jarak jauh. Sementara semester sisanya untuk penelitian dan mengerjakan tesis di Perpus. Fasilitas di Perpus UGM sangat beragam. Ada banyak fasilitas yang disediakan untuk mahasiswa. Juga ada banyak ruangan yang tersedia untuk mengakses berbagai layanan, mulai dari akses buku, jurnal, maupun tugas akhir kuliah. Sementara itu, di luar ruangan ada banyak spot tempat duduk yang disediakan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Mulai dari meja panjang untuk ruang diskusi sampai meja yang tampaknya cocok untuk para introvert atau mahasiswa yang ingin fokus mengerjakan tugasnya sendiri. Ada juga kantin, loker, toilet dan mushola yang tersedia di setiap lantai, ruangan yang biasanya digunakan untuk melaksanakan kegiatan/seminar, juga spot bermain anak/balita. Waktu buka Perpus dari Hari Senin-Jum`at (08.00 pagi sampai 08.00 malam). Di hari Sabtu, buka sampai jam 12.00 siang. @perpustakaan_ugm Pe