Bismillah
Ini adalah salah satu kisah dan mimpi lain di tahun ini. Setiap
impian yang ku tuliskan merupakan langkah demi langkah semata-mata untuk
mencapai ridho-Nya. Ya, sesuai tujuan kita diciptakan. Dan untuk mencapai
tujuan itu, langkah yang dilakukan yakni dengan membuat segala impian yang
tertuju untuk kebermanfaatan orang banyak.
Kali ini, impian itu tergagas bersama orang-orang hebat yang ku
anggap sebagai keluarga dan tempatku bertumbuh. Saya selalu percaya, bahwa
tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Termasuk setiap petemuan dan berbagai
momentum yang kita lalui dalam hidup. Salah satu contoh kecilnya yakni
tergagasnya impian ini. Dulu, kami tidak saling mengenal. Lalu , Tuhan
mempertemukan. Menariknya, lewat kekurangan kami. Berasal dari keluarga
sederhana, membuat kami harus ikut berpikir tuk meringankan beban keluarga
dalam membiayai pendidikan kami. Dari sanalah Tuhan mempertemukan kami. Melalui
Yayasan Karya Salemba Empat. Pemberi dana beasiswa yang sangat meringankan
beban kedua orangtua kami. Dan Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas
Tadulako menjadi rumah kami saat itu hingga sekarang.
Awalnya, kami adalah orang asing. Tidak saling mengenal satu sama
lain. Lalu, kami mulai disibukan dengan berbagai program kerja di Paguyuban.
Hari, bulan dan tahun kita lalui bersama. Hingga yang awalnya jaim menjadi seperti sebuah keluarga.
Saling mengingatkan dan berbagi semangat serta gagasan untuk kebermanfaat.
Seperti nilai-nilai yang kami pahami di Yayasan. Sharing, Networking, dan Developing.
Kisah Merpati ini kami mulai ketika Yayasan akan mendekati hari
jadinya ke 23 tahun pada 3 oktober 2018. Pertanyaan “Apa yang bisa kita beri untuk Ayahanda dan Yayasan kita?” terus
bergejolak di benak kami. Semangat mereka untuk membantu pendidikan anak bangsa
hingga mengorbankan banyak waktu, tenaga, materi dan pikiran tentu tak mudah. Dan
saat itu kami berpikir, meskipun kami tidak bisa memberi banyak seperti
Ayahanda kami berikan, paling tidak Ayahanda dan Yayasan kami tahu, bahwa kami
menyayangi mereka, selalu mendoakan mereka, dan berharap mereka selalu semangat
dan tersenyum dalam menjalani hidup.
Dan akhirnya, kolaborasi apik itu tercipta. Sebuah karya dari 28
Paguyuban Karya Salemba Empat Se-Nusantara. Melahirkan sebuah buku berisi kisah
inspiratif para beswannya. Dari buku ini pula, saya merasa sangat bersyukur
bisa menjadi bagian dari keluarga yang berisi anak muda hebat se-nusantara.
Mereka adalah orang di atas rata-rata. Di tengah keterbatasannya masih tetap
mampu berjuang demi meraih kehidupan yang lebih baik untuk keluarga dan orang
banyak melalui pendidikan. Dan kisah mereka abadi dalam aksara buku “Di Balik Uang
600.000 Rupiah”.
Dari buku ini kami berkomitmen, bahwa karya ini tidak hanya
menjadi percikan semangat untuk Ayahanda dan Yayaan kami, namun juga bisa
bermanfaat untuk lebih banyak orang lagi. Yakni dengan mendonasikan seluruh
keuntungan buku untuk pendidikan anak Indonesia.
Tepat tanggal
30 Desember 2018, sebuah gagasan besar lahir dari mereka. Ya, tidak ada yang
kebetulan. Yayasan, Untad, Keluarga, mereka adalah inspirasi terciptanya
gagasan baru itu. Sebuah komitmen untuk
bisa membantu anak bangsa melalui pendidikan.
Berikut saya lampirkan sebuah kisah menginspirasi dari salah satu
Ayahanda founder Yayasan Karya Salemba Empat yang telah menginspirasi kami tuk
juga ikut menorehkan sejarah.
Tahun 95 kami
berdelapan bermimpi dan berucap janji dalam hati
Usia kami 28
atau 29 saat itu
Kami berjanji
akan membayar hutang kami kepada negara, karena uang sekolah kami di bayar
negara saat itu
Dan hutang
ini baru akan lunas saat Tuhan tidak mengijinkan kami untuk mencicilnya lagi
Semua bentuk
cicilan kami lakukan
Waktu upaya
dan uang
Saat itu kami
juga berjanji, bahwa tidak boleh ada mahasiswa putus sekolah karena gak punya
uang
Karena mahasiswa
adalah manusia-manusia yang paling cepat mandiri di masyarakat
Kami yakin
sekali, bahwa bangsa ini bisa lebih baik jika kita fokus pada upaya
mencerdaskan bangsa
Tulisan ini
pun tahun 95 di mulai
Tanpa memahami
dengan pasti kemana tangan dan kaki akan membawa tulisan ini
Sejarah di
tulis dengan indah bagi yang bisa membacanya, memahaminya, dan mensyukurinya
Karena dalam
setiap sejarah ada rencana Tuhan
Alhamdulillah
Tuhan telah
mengijinkan kami untuk menulis sejarah ini selama 23 tahun
Indah atau
tidaknya biarkan para pembaca yang menilainya
Mudah-mudahan
di sisa waktu yang ada, kita bersama-sama bisa memperbaiki dan memperindah
tulisan ini kedepannya.
Agar kelak
Bisa di baca
Bisa di
pahami
Bisa di
syukuri
Dengan makna
yang sesungguhnya
Jangan pernah
lelah mencintai negeri ini.
~Bapak Satriadi Indarmawan
Kami baru mau memulai sejarah, kami pun tak tahu langkah ini akan
membawa kami kemana, namun satu yang kami percaya. Bahwa semua yang di mulai
dengan Niat Baik akan membuat
semesta ikut mendukung.
Tulisan ini untuk kalian para orang baik. Semoga Allah selalu
menjaga niat baik kita hari ini, esok, 10 tahun, 20 tahun, dan hingga hayat tak
lagi di kandung badan. Amiin.
Komentar
Posting Komentar