Langsung ke konten utama

Balikpapan: Menikah


Kata mereka menikah itu bukan tentang cepat-cepatan.  Mendahului kakak atau mempersilahkan adik lebih dulu. Atau tentang baper-baperan. Bebas mempost kemesraan dan membuat iri para jomblo karena sudah punya gandengan halal. Kata mereka, menikah tidak sebercanda itu.

Hakikatnya, menikah adalah sebuah kesiapan. Siap untuk berbagi mimpi dan mewujudkannya bersama. Siap untuk bebagi sedih dan bahagia bersama. Siap untuk belajar memahami dan mengerti satu sama lain. Siap untuk belajar dan bertumbuh bersama. Siap untuk menyatukan perbedaan dan menahan ego. Siap untuk menjaga lisan, perilaku dan hatinya agar tak saling menyakiti.

Kata mereka semua kesiapan itu lahir bukan dari usia apalagi perasaan iri melihat kerabat dan teman yang sudah lebih dulu menemukan jodohnya. Tapi kesiapan itu lahir dari hatimu. Jika hatimu sudah siap, maka ragamu pun akan bertindak dengan mantap. Allah tidak pernah salah memilih siapa yang sudah pantas dan masih perlu dipantaskan bukan?



Kata mereka, hal terpenting ketika akan menikah adalah memiliki visi bersama. Ibaratnya seperti sebuah kapal yang sedang berlayar di lautan luas. Ia tak akan goyah oleh arus angin, terus maju melawan arus ombak, karena kapal itu tau kemana ia akan berlabuh. Begitupun pernikahan, meski berbeda karakter, pemikiran dan kebiasaan. Yang kadang mengundang keributan, masalah dan tangis, keluarga itu akan tetap kokoh, karena mereka sudah memiliki komitmen untuk mencapai visinya bersama.

Bukan lagi kata mereka, tapi Allah, Tuhan Maha Agung yang berfirman, "Salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam." Pernikahan adalah ibadah, maka tidak ada visi lain selain mewujudkan keluarga yang selalu berorientasi untuk mencapai ridho Ilahi Robbi. Sehingga segala tindakan dan target yang ditetapkan dalam bingkai rumah tangga pada akhirnya juga menjadi sebuah persiapan. Yakni kesiapan untuk pulang dan berkumpul kembali di Jannah-Nya.

Semoga Allah selalu menjaga kalian berdua. Sakinah, mawaddah, warohmah untuk Andi dan Marwah. Dari saudarimu yang masih on the way memantaskan diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Memilih Menjadi Dosen dan Bagaimana Proses Persiapannya?

Tulisan ini kudedikasikan untuk diriku sendiri sebagai pengingat akan niat dan tujuan mengapa memilih karir ini. Dan selebihnya, semoga ada manfaat yang bisa diperoleh pembaca dalam proses perjalanannya. *** Pic: Buku yang digunakan sebagai bahan ajar “Kenapa ingin jadi dosen?” tanya seorang interviewer saat saya sedang mengikuti wawancara CPSN.  Saya pun mencoba menjawab pertanyaan ini “Pertama, pilihan karir dosen menjadi wadah saya untuk bisa bermanfaat tidak hanya melalui pengajaran, namun juga menyebarluaskannya melalui tulisan/publikasi, dan mengaplikasikannya dengan pengabdian kepada masyarakat. Dan semoga bisa menjadi amalan saya juga ketika sudah tidak ada di dunia, melalui ilmu yang bermanfaat sebagai amal jariah yang tidak terputus. Kedua, saya merasa punya tanggung jawab setelah mendapat privilege untuk bisa sekolah tinggi, melalui beasiswa pula sejak S1 hingga S2, dimana masih banyak orang lain yang tidak bisa mengenyam kesempatan ini, yang mungkin bahkan saya pikir m...

Refleksi Waktu: Tentang Pertemuan dan Menciptakan Kenangan

  “Tuhan izinkan kita silaturahmi, adalah juga untuk saling ingatkan, saling mendoakan” ~Satriadi Indarmawan Saya tidak tahu tepatnya kapan Pak Dadit mulai mulai menulis dan membagikan tulisannya, namun dalam catatanku tulisan pertama Bapak dikirimkan pada 19 Oktober 2021. Di tanggal yang sama yaitu tanggal 19 April 2025 di Kota Semarang, buku yang berisi tulisan-tulisan itu telah dibingkai dalam buku yang berjudul “Refleksi Waktu”. Senang bercampur haru ketika menyaksikan teman-teman yang berbagi pemaknaannya atas tulisan-tulisan Bapak, yang ternyata tidak hanya memberi kesan, namun juga tulisan-tulisan itu bisa menjadi teman berbagi kesedihan serta penyemangat hati yang kelelahan. Di hari perilisan buku ini pula, menjadi pertemuan kedua dengan Bapak setelah hampir se-dekade tidak bertemu secara langsung. Dan di hari berbahagia ini juga, menjadi pertemuan perdana dengan kawan-kawan baru yang tak saling kenal sebelumnya. Dulu, saat pertama kali bertemu Pak Dadit, saya masih...

Setelah penjelajahan ini, Akhirnya…

Saat sedang membaca novel Tere Liye, berjudul 'Tentang Kamu', tiba-tiba hpku bergetar. Sebuah notiviasi pesan masuk. Kusapu layar handphone untuk melihatnya. Tanganku tiba-tiba gemetar. Tak berpikir panjang, kubuka sebuah situs di google. Berkali-kali ku coba, tak kunjung bisa masuk.  Jantungku semakin berdegup kenjang. Ditambah jari-jariku yang terus gemetar. Kucoba membuka situs tersebut dengan aplikasi lain. Dan akhirnya, TERBUKA. Ku klik status dalam link tersebut. Aku menutup mulut, tanganku masih gemetar. Aku masih belum menyangka. Kutelpon seorang teman yang lebih paham masalah ini. “Halo ka?” tanyaku “Ya?” jawabnya dari balik telepon “Hari ini pengumuman. Kalau tulisannya lolos substansi itu artinya apa?” tanyaku dengan suara bergetar “Artinya kamu lolos!” jawabnya bahagia. Hari ini, 16 September 2019, akhirnya yang kuikhtiarkan sejak meminta izin pada Ibu Desember 2018 silam, menampakkan hasilnya. Hampir 10 bulan terlewati, 2 lebaran ku lalu...