Keluarga adalah bagian fundamental
dalam masyarakat. Keluarga sebagai lingkungan pertama dalam pengenalan agama,
nilai juga norma. Keluarga menjadi
madrasah dan teladan pembentuk karakter. Dari sebuah keluargalah lahir generasi
berakhlak mulia atau malah sebaliknya. Maka dari itu, sangatlah penting bagi
sebuah keluarga untuk dibekali ilmu, sehingga paham akan peran dan
tanggungjawabnya. Ilmu ini kita kenal dengan ilmu parenting.
Dalam buku Phd Parents` Stories
dijelaskan dengan gamblang bagaimana sebuah keluarga membangun sebuh visi misi bersama tuk
mewujudkan keluarga madani yang didambakan. Menariknya, penerapan ilmu
parenting yang dijelaskan dalam buku ini tak bersifat menggurui sehingga terasa
seperti sebuah ceramah, namun dikemas dalam kisah inspiratif keluarga penulis
dan para orang tua lainnya dalam mendidik dan mencetak keluarga yang
berlandaskan pada agama dan akhlak mulia.
Buku ini juga memiliki subjudul yang
dapat dibagi menjadi empat bagian besar. Yakni Memilih Pasangan Hidup,
Perjuangan Perempuan Semesta, Mendidik Anak Semesta, Belajar dari Mereka dan
Renungan Masa Depan Anak Kita.
Part 1 “Memilih Pasangan
Hidup”
Pada bagian ini penulis mengisahkan
bagaimana ia bertemu dengan pujaan hati, proses yang dijalani ketika ingin
meminangnya saat tak mapan, hingga membuat visi misi hidup bersama ketika
menjadi sebuah keluarga.
“Jika keindahan fisik adalah ukuran kebahagiaan dalam pernikahan, maka
para selebriti dunia pasti menjadi orang paling bahagia di seantreo jagat raya.
Tapi justru sebaliknya bukan? Perpisahan adalah hal yang lumrah dalam kehidupan
mereka. Jika melimpahnya harta benda adalah jaminan langgengnya sebuah
pernikahan, maka tak pernah ada lagi cerita soal skandal pengusaha kaya dengan
perempuan seksi di dunia maya. Sebab harta bukan jaminan tenangnya jiwa
seseorang. Justru sebaliknya, ia sering menjadi alasan orang terperangkap akan
dunia yang fana. Maka perhatikan dengan baik kebaikan agama seseorang agar
pernikahanmu bukan hanya tentang meraih mimpi bersama di dunia, tapi juga
berkumpul di Surga yang indah dan penuh cahaya. Utamakanlah calon pasangan yang
hatinya dekat dengan Allah, sebab ia akan membawamu pada jalan cahaya yang tak
hanya indah di dunia, tapi juga penuh berkah di hadapan Allah. Dahulukanlah ia yang
senantiasa yakin bahwa pernikahan adalah saran memperkokoh iman, sebab ia akan
mengajakmu bersujud bersama dalam mimbar doa yang khidmat dan menggetarkan.” Halaman 35-36
Mengangkat kisah pribadi sang penulis
membuat buku ini sangat mudah untuk di pahami dan di petik hikmahnya.
Dijelaskan bagaimana penulis menjadikan agama sebagai landasan dalam memilih
pasangan, juga proses ta`aruf yang dijalani sesuai dengan syariat islam serta
bagaimana perjuangan mengapai cita-cita bersama pasangan meski di tengah keterbatasan.
Tentunya pengalaman penulis dapat menjadi pelajaran berharga bagi para
pembacanya, khususnya untuk mereka yang sedang mempersiapkan diri dalam berumah
tangga. Hal ini menjai penting karena, persiapan untuk membentuk sebuah
keluarga ideal memang haruslah dipersiapkan jauh sebelum berkeluarga. Mulai
dari memilih pasangan hingga proses yang dijalani. Sehingga menjadi benar-benar
matang saat sudah berada dalam bahtera rumah tangga. Pun kasus-kasus seperti
kekerasan atau bahkan perselingkuhan tidak akan terjadi, karena sudah dibekali
persiapan dalam kematangan bersama.
Part
2 “Perjuangan Perempuan Semesta”
Pada bagian ini, lebih menggambarkan
bagaimana seorang Muslimah dengan kodratnya sebagai seorang istri juga ibu,
namun tetap semangat berprestasi, berkarya dan menebar manfaat di dunia serta
menjadi berkah tuk akhiratnya.
“Aku bisa memberikan contoh yang terang benderang kepadanya bagaimana
representasi kehidupan muslimah yang sesungguhnya. Menemukan kenyataan bahwa
istriku yang notabene seorang muslimah dengan jilbab panjang yang selalu
terurai menutupi kepalanya adalah seorang kandidat Doktor bidang Rekayasa
Matematika di University of Bristol, sudah menjawab semuanya. Sebuah bukti
bahwa muslimah tidaklah kolot, di kekang suaminya, dan tentu saja tidak bisa
berpendidikan tinggi. Apalagi mengetahui istri menjalani studi Doktornya dengan
dua anak. Sesuatu yang berulangkali diherankan oleh istri pembimbingku saat
kami bertemu beberapa waktu lalu ketika merayakan kelulusan S3-ku di rumah
mereka. Ini adalah jawaban tegas kepada mereka bahwa seorang muslimah bisa
berpendidikan tinggi tanpa harus mengesampingkan urusan rumah tangganya. Dengan
ini pula kami bisa memberikan contoh yang nyata kepada keluarga Katsu dan
orang-orang sekitar kami. Bahwa peran sabagai ibu, seharusnya tidak membatasi
seorang wanita untuk berkarya. Dan muslimah dengan segala atributnya, bukanlah
penghalang yang mengekangnya untuk berkarya. Bahkan ketika sudah berkeluarga.” Halaman 111-112
Pendidikan menjadi salah satu poin
penting dalam buku ini. Penulis dan istri merupakan pasangan yang begitu
semangat menuntut ilmu hingga bersama meraih gelar Doktor. Memiliki mimpi yang
sama tuk bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya membuat mereka saling
memberi semangat tuk mewujudkannya. Apalagi bagi wanita tentunya tak mudah
untuk mengatur dan menjalankan peran sebagai seorang istri, ibu juga mahasiswa.
Dibutuhkan manajemenn waktu agar urusan rumah tangga dan pendidikan dapat
terkontrol dengan baik. Disini lah kita bisa melihat bagaimana kekompakan
sepasang suami istri dalam mengatasinya. Ikhtiar penuh dan doa yang tak
putus-putusnya menjadi landasan keluarga kecil ini saling bahu-membahu
mewujudkan impian mereka. Buku ini juga memberi kisah perjuangan para muslimah
di tanah Eropa yang tak berhenti menginspirasi dan berkarya meskipun sudah
berkeluarga. Memberi pesan kepada orang-orang, bahwa seorang muslimah bukan
orang bodoh, tertinggal, dan terkekang, seperti asumsi negatif kebanyakan orang
di Eropa, namun mereka juga mampu menginspirasi tanpa perlu melepaskan
identitasnya (hijab).
Part
3 “Mendidik Anak Semesta”
Pada part ini penulis menjelaskan
lebih rinci tentang ilmu parenting. Mulai dari mempersiapkan masa depan anak,
aturan parenting dalam rumah tangga, membentuk karakter pantang menyerah dan
membangun mindset yang benar pada anak.
“Ada beberapa hal penting yang harus kita persiapkan sebagai orangtua :
(1) orang tua harus punya mindset yang sejalan, (2) memaksimalkan peran ayah, (3)
memperkaya pengetahuan, (4) punya good habbit.” Halaman 186
Satu lagi hal paling menarik dari
buku ini adalah kita akan dibuat kaya dengan berbagai penelitian ilmiah yang
relevan dengan topik pembahasannya. Sehingga akan banyak menambah khasanah
pengetahuan para pembacanya. Tidak seperti jurnal yang membosankan, namun
referensi yang disajikan di kemas dalam bentuk cerita sehingga menarik untuk
dibaca dan lebih mudah untuk dipahami. Selain itu, pada part ini juga penulis
berbagi tips dan trik bersama istri dalam mendidik buah hatinya tuk menanaman
karakter penting yang harus dimiliki seorang anak. Seperti mengajaknya
merapikan tempat tidur, merapikan mainan hingga meletakkan baju kotor pada
tempatnya. Hal-hal kecil seperti ini merupakan proses penanaman karakter yang
penulis “doktrin” pada anaknya. Termasuk juga pengenalan nilai-nilai islam dan
aktifitas ibadah sejak dini sudah harus ditanamkan.
Part
4 “Belajar dari Mereka”
Pada bagian ini, akan membuat
pembacanya kadang mengangguk-angguk atau tersenyum sendiri. Karena penulis
mengisahkan lebih banyak waktu kebersamaannya bersama sang anak tercinta.
Meskipun sederhana, di beberapa bagian di kemas dalam bentuk percakapan seorang
ayah dan anaknya, namun mampu membuat pembacanya memetik hikmah yang begitu
dalam akan peran sebagai orangtua dan pentinya menjaga sebuah amanah.
“Why we don`t celebrate Christmas? Why we have to pray? Kenapa kita tidak
merayakan natal? Kenapa kita harus salat”
Pertanyaan ini sering meluncur dari kepolosan DeLiang (anak penulis).
Memiliki teman-teman dari berbagai latar belakang membuatnya tahu bahwa dunia
ini tidak hanya berisi orang Indonesia, di dunia ini tidak semua orang percaya
Tuhan. Di saat yang bersamaan sebagai orang tua, tantangan menemaninya tumbuh
dengan karakter muslim yang kuat menjadi lebih sulit dan menantang. Maka suatu
pagi, saat akan ke sekolah, ucapannya membuatku tertegun lama,
“Abi, aku bawa sajadah ku biar bisa salat di sekolah,” katanya antusias.
“Sekarang aku mengajak Adam untuk sholat sama-sama di Sekolah lo, Bi,”
lanjutnya mencertikan keseruan sholat bersama temanya dari Algeria itu.
“Well done!” balasku menyemangamatinya.
Halaman 270-272
Seperti itu kutipan percakapan Ayah
dan Anaknya. Dan masih banyak lagi kisah mengesankan penulis dan buah hati
tercinta yang memberi hikmah pada para pembacanya, bahwa seorang anak bagaikan
sebuah kertas kosong, coretan demi coretan dalam kertas itu akan menjadi sebuah
karya luar biasa ketika dibuat dengan indah. Seorang anak masih begitu polos.
Mereka butuh peran dan didikan orang tua agar dapat membedakan mana yang baik
dan benar sehingga dapat menjadi anak yang bermanfaat untuk sekitarnya.
Dan pada bagian terakhir buku ini
berisi beberapa hal negatif yang sering sekali kita jumpai dalam keseharian
berkeluarga dan lingkungan masyarakat. Seperti sistem ranking pada anak,
merendahkan orang lain, membenarkan kesalahan, hingga menghina fisik adalah
hal-hal yang sering kita lihat dan harus kita benahi mulai dari sekarang.
Penulis menuliskan berbagai permasalahan itu sehingga dapat menjadi renungan
dalam pola pengasuhan anak.
Buku ini sangat bermanfaat untuk
siapapun mereka yang ingin menjadi orang yang lebih baik. Ada banyak manfaat di
dalamnya. Pun begitu kaya akan khazanah pengetahuan. Dan paling penting, buku
ini tidak hanya mengajarkan kita untuk mengejar kebahagiaan di dunia saja,
namun berlandaskan pada nilai-nilai islam yang dapat kita terapkan dalam mempersiapkan
dan mewujudkan keluarga yang in syaa Allah diridhi-Nya.
Judul :
PhD Parents` Stories
Penulis : Ario Muhammad, PhD
Penerbit : NEA Publishing
Tahun terbit : 2018
Tebal :
289 Halaman
ISBN :
978-602-5416-811
Komentar
Posting Komentar