Langsung ke konten utama

Review Buku : Allah Tak Pernah Jauh (Karya Ayuk Lestari)






Pertama kali melihat buku ini di rak buku Sari Anggrek, Pasar Raya Kota Padang, saya langsung tertarik untuk memilikinya. Padahal sudah ada tumpukan buku dilenganku yang siap kubawa ke kasir saat itu. Namun, buku ini tetap saja memiliki karisma tersendiri yang buatku merasa rugi jika tak memasukkannya dalam rentetan buku yang akan ku baca. 

 
Allah Tak Pernah Jauh

Judulnya yang membuat saya begitu tertarik untuk membacanya. Saya merasa judul itu mewakili perasaan dan kondisiku di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Allah Tak Pernah Jauh. Benar! Bagaimana saya tahu? Lewat berbagai momentum indah yang sudah diperlihatkan-Nya padaku selama hidup. Contohnya saja ketika saya berangkat ke Padang dengan uang 50 ribu rupiah. Menghabiskan waktu kurang lebih seminggu disana. Bisa membeli buah tangan dan beberapa buku. Dan kembali pulang ke kota Palu. Dengan uang 50 ribu? Rasanya mustahil bukan! Disaat itu hanya Allah lah yang kuandalkan lewat doa. Dan Dia menunjukkan kemurahannya padaku. Allah Tak Pernah Jauh. Sepemahaman dengan judul buku inilah membuatku begitu tertarik untuk membacanya.

Allah Tak Pernah Jauh

Isi buku ini kerap membuatku merefleksi diri. Memberiku pengetahuan baru dan penguatan. Serta, semangat untuk beribadah.  Ada banyak kisah sahabat dan orang shalih didalamnya. Begitu menginspirasi untuk berbenah memperbaiki diri. Lewat buku ini pula saya memperoleh pencerahan atas pertanyaan yang kerap timbul dibenakku.,“apakah orang seperti ku bisa masuk surga?” Selama ini memang  kadang ku bimbang dengan pertanyaan ini. Karena predikat “Shalih” bagi para penghuni jannah belum cocok disandangkan padaku. Namun, buku ini memberiku penguatan lewat kisah-kisah orang biasa. Bukan Nabi, bukan keluarga Nabi, bukan pula sahabat Nabi, atau ulama dan kiayi. Tapi mereka hanyalah orang biasa, tanpa status dan jabatan apapun di muka bumi. Mereka hanya punya hati. Hati itulah yang digunakan untuk tetap murni meng-Esa-kan Allah SWT dan meraih ridho-Nya. Dan hati itu dimiliki oleh setiap insan. Termasuk saya. Maka sayapun memiliki peluang untuk masuk ke dalamnya. Dan sebagai muslim, saya harus selalu berprasang baik, bahwa Allah telah menyiapkan istana untukku di surga-Nya. Aaamiin.



“Tidak ada kesia-siaan jika kita bersungguh-sungguh lebih dekat pada Allah.” (Epilog Allah Menanti Kita di Surga, Hlmn : 173)

Allah Tak Pernah Jauh

Rasanya tak cukup buku ini dibaca sekali. Kenapa? Karena manusia akan selalu bertemu dengan ujian. Disetiap ujian butuh selalu dibekali dengan pondasi penguatan. Agar tetap kuat menghadapi berbagai permasalahan. Buku ini berisi tentang tujuan penciptaan, keikhlasan, doa dan kasih sayang, serta berbagai solusi yang bisa membuat hati kita menjadi lebih tenang. Sehingga sangat tepat rasanya ketika kita memiliki masalah dalam  hidup, lalu mmbaca buku ini. Agar kita selalu dalam pemikiran yang positif dan tetap berkhusnudzon pada-Nya


“Ketika kita ingin berubah lebih baik lagi, lebih iman dan takwa lagi. Berjuanglah dengan tetap semangat untuk meraihnya. Apapun caranya asal di ridhoi Allah, lakukan! Allah tak pernah tidur. Ia akan selalu menolong hamba-Nay yang membutuhkan pertolongan” (Bab 13 Bismillah, kita siap berhijrah, Hlmn : 142).


Allah Tak Pernah Jauh

Dari awal membaca cover hingga lembaran terakhir buku ada begitu banyak pelajaran dan manfaat yang saya dapatkan. Terima kasih kepada penulis Ayuk Lestari yang sudah menulis karya hebat ini. Semoga menjadi amal jariah. Aamiin. 

Next...


Alhamdulillah, buku ini menjadi buku  pembuka awal tahun 2018 yang telah selesai kubaca. Selanjutnya menuju bulan februari, sudah ada buku yang menunggu untuk dibaca. Sepertinya, gendrenya agak berbeda dengan buku awal. Menceritakan kisah seorang ibu. Lagi, judulnya sudah membuatku tak sabar membacanya. In sya Allah diberi umur panjang, saya selanjutnya akan menulis review buku ini “Tuhan, Aku Titip Ibu”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Januari: Tentang Kehilangan

  Di awal tahun 2024, Allah memberi salah satu pelajaran begitu berharga. Lewat ujian kehilangan. Ini menjadi pengalaman yang akan begitu membekas buatku. Seingatku, ini kali pertama aku menyaksikan tiga orang meninggalkan dunia, di dalam sebuah ruangan yang disebut ICU. Ruangan yang penuh monitor dengan suara teratur. Namun, bisa membuat dada sesak, saat suaranya mulai intens berbunyi. Monitor itu menunjukkan denyut nadi, nafas, tekanan darah, dan suhu seorang pasien. Di tengah ruangan, ada para petugas medis yang akan memantau dan sigap apabila ada tanda tidak beres dari monitor-monitor para pasien.             Jarak antara pasien yang satu dengan yang lain cukup dekat. Hanya ada gorden yang menjadi pembatas. Namun, gorden itu tidak ditutup sepenuhnya, agar tidak menghalangi petugas medis yang ingin memantau monitor. Untuk itu, aku bisa menyaksikan pasien dan keluarganya yang ada di sebelah ataupun di depanku.             Di malam pertama saat berjaga di ruang ICU, aku bisa men

Motivasi untuk Terus Belajar: Kids, This Is Your Mom

Sejak SMA aku punya impian, sebelum menikah, aku ingin menyelesaikan studi S2 terlebih dahulu. Motivasiku saat itu, salah satunya adalah, karena aku ingin menjadi teladan untuk anakku kelak dalam hal pendidikan. Bahwa terus belajar adalah hal penting dalam kehidupan. Ilmu menjadi cahaya dalam bertutur dan berbuat. Keberkahan ilmu akan tercerminkan dari sikap seseorang. Paling tidak, “Semangat Belajar” itu ingin kutumbuhkan dan semoga bisa menjadi inspirasi untuk ia kelak.  Pengetahuan tidak hanya melulu bicara tentang bangku sekolah ataupun perkuliahan, namun memuat berbagai hal yang menjadi bagian dari proses belajar, tumbuh, dan berkembang. Dalam perjalanan mencapai cita-cita misalnya, ada berbagai pengalaman baru yang dilalui, dan kadang kala membuat takut. Namun keberanian itu kerap kali muncul, salah satunya diilhami dari “peran” sebagai seorang perempuan yang kelak akan menjadi Ibu, madrasah pertama untuk anak-anak, jadi sumber pertanyaan mereka. Untuk itulah, aku perlu untuk m

Yogyakarta: Tour Perpus UGM

Selama kuliah, mayoritas waktuku diisi di Perpustakaan dibanding di dalam kelas. Kuliah empat semester jarak jauh. Sementara semester sisanya untuk penelitian dan mengerjakan tesis di Perpus. Fasilitas di Perpus UGM sangat beragam. Ada banyak fasilitas yang disediakan untuk mahasiswa. Juga ada banyak ruangan yang tersedia untuk mengakses berbagai layanan, mulai dari akses buku, jurnal, maupun tugas akhir kuliah. Sementara itu, di luar ruangan ada banyak spot tempat duduk yang disediakan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Mulai dari meja panjang untuk ruang diskusi sampai meja yang tampaknya cocok untuk para introvert atau mahasiswa yang ingin fokus mengerjakan tugasnya sendiri. Ada juga kantin, loker, toilet dan mushola yang tersedia di setiap lantai, ruangan yang biasanya digunakan untuk melaksanakan kegiatan/seminar, juga spot bermain anak/balita. Waktu buka Perpus dari Hari Senin-Jum`at (08.00 pagi sampai 08.00 malam). Di hari Sabtu, buka sampai jam 12.00 siang. @perpustakaan_ugm Pe