Langsung ke konten utama

Ramadhan Challenge Part 1 : Perlu Gak Sih Tugas Agama Selama Ramadhan ?





Bismillah
Tes satu..dua..
Tulisan Pertama di Ramadhan Challenge ini agak flashback masa kecil dan kampung halaman. Sebenarnya, agak bingung sih, pengen nulis apa tadinya. Baru dapat idenya tadi saat pulang taraweh.

Seperti biasanya, solat taraweh pasti selalu ada anak kecil. Mulai dari umur 2 tahunan sampai seumuran anak  sekolah dasar. Tapi ada yang berbeda dengan anak-anak ini. Mereka tidak membawa buku tugas agama. Yap, biasanya sih, pasti disela-sela solat isya dan taraweh, banyak anak-anak yang berkumpul untuk saling tanya siapa imamnya, siapa yang kasi ceramah, terus setelah itu ditungguin deh sampai selesai solat untuk minta tanda tangannya. Tapi, tadi lirik sana-sini gak ada tuh yang sibuk nulis-nulis atau bahkan gak ada satupun yang bawa buku itu.

Dizaman ku sih (berasa tua -_-) dan dikampungku masih ada tuh tugas-tugas seperti itu. Tapi disini (palu, tondo tepatnya) udah gak diterapin kayak gitu kali yah.

Kalu ditanya perlu gak sih tugas agama seperti ini yah tergantung. Sebenarnya sih, tugas agama yang diberikan kepada siswa-siswI untuk mencatat ibadah selama puasa ada bagusnya ada gaknya. Tergantung dari siswa itu sendiri. Bagusnya yah karena menjadi motivasi siswa untuk rajin ibadah. Bayangin aja mulai dari solat lima waktu, ceramah yang didenger, solat sunnah, semuanya dicatat. Saya dapat tugas seperti itu tuh dari SD, SMP, bahkan sampai SMA. Kenyangkan hahaha..

Tapi buruknya yah itu, ada modus tipu-tipu. Biasanya nih kalau males ngisinya mulai deh karangan bebas. Pernah tuh, saya waktu SD (agak buka aib nih yah) setengah bulan gak ngisi. Cara buat ngatasinya itu, kalau misalnya untuk ngisi ceramah. Hari ini diniatin denger lima ceramah.  Terus dicatat untuk lima hari yang terlewatkan. Kreatif kan wkwwk (tapi jangan diikuti yah, itu contoh yag buruk). Nah jadinya tugas yang harusnya jadi motivasi, malah dikerjain gak jujur.

Selain itu juga, karena emang hanya pengen kerjain tugas, di masjid kebanyakan anak-anak itu malah ribut becanda dengan teman-temannya. Jadinya malah ganggu orang solatkan.

Emang yah, segala sesuatu yang dipaksakan itu gak baik. Lebih baik kalau kesadaran untuk ibadah itu timbul dari diri sendiri. Ibadahnya kan akan lebih berkah dan bermakna.

Nah, gimana dengan kalian ? Ada tugas agama kayak begituan gak ?

Setuju gak sih ?

Silahkan sharing dikolom kementar yo

Atau kamu juga bisa berbagi cerita ramadhanmu dengan ikutan Ramadhan Challenge “30 Days Writing Blog”

Tungguin cerita ke dua ku besok yah :)

#RamadhanChallenge
#30DWB

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Pak ustad mendadak jadi artis.. kalau mnta ttd mesti ngantri..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Januari: Tentang Kehilangan

  Di awal tahun 2024, Allah memberi salah satu pelajaran begitu berharga. Lewat ujian kehilangan. Ini menjadi pengalaman yang akan begitu membekas buatku. Seingatku, ini kali pertama aku menyaksikan tiga orang meninggalkan dunia, di dalam sebuah ruangan yang disebut ICU. Ruangan yang penuh monitor dengan suara teratur. Namun, bisa membuat dada sesak, saat suaranya mulai intens berbunyi. Monitor itu menunjukkan denyut nadi, nafas, tekanan darah, dan suhu seorang pasien. Di tengah ruangan, ada para petugas medis yang akan memantau dan sigap apabila ada tanda tidak beres dari monitor-monitor para pasien.             Jarak antara pasien yang satu dengan yang lain cukup dekat. Hanya ada gorden yang menjadi pembatas. Namun, gorden itu tidak ditutup sepenuhnya, agar tidak menghalangi petugas medis yang ingin memantau monitor. Untuk itu, aku bisa menyaksikan pasien dan keluarganya yang ada di sebelah ataupun di depanku.             Di malam pertama saat berjaga di ruang ICU, aku bisa men

Motivasi untuk Terus Belajar: Kids, This Is Your Mom

Sejak SMA aku punya impian, sebelum menikah, aku ingin menyelesaikan studi S2 terlebih dahulu. Motivasiku saat itu, salah satunya adalah, karena aku ingin menjadi teladan untuk anakku kelak dalam hal pendidikan. Bahwa terus belajar adalah hal penting dalam kehidupan. Ilmu menjadi cahaya dalam bertutur dan berbuat. Keberkahan ilmu akan tercerminkan dari sikap seseorang. Paling tidak, “Semangat Belajar” itu ingin kutumbuhkan dan semoga bisa menjadi inspirasi untuk ia kelak.  Pengetahuan tidak hanya melulu bicara tentang bangku sekolah ataupun perkuliahan, namun memuat berbagai hal yang menjadi bagian dari proses belajar, tumbuh, dan berkembang. Dalam perjalanan mencapai cita-cita misalnya, ada berbagai pengalaman baru yang dilalui, dan kadang kala membuat takut. Namun keberanian itu kerap kali muncul, salah satunya diilhami dari “peran” sebagai seorang perempuan yang kelak akan menjadi Ibu, madrasah pertama untuk anak-anak, jadi sumber pertanyaan mereka. Untuk itulah, aku perlu untuk m

Yogyakarta: Tour Perpus UGM

Selama kuliah, mayoritas waktuku diisi di Perpustakaan dibanding di dalam kelas. Kuliah empat semester jarak jauh. Sementara semester sisanya untuk penelitian dan mengerjakan tesis di Perpus. Fasilitas di Perpus UGM sangat beragam. Ada banyak fasilitas yang disediakan untuk mahasiswa. Juga ada banyak ruangan yang tersedia untuk mengakses berbagai layanan, mulai dari akses buku, jurnal, maupun tugas akhir kuliah. Sementara itu, di luar ruangan ada banyak spot tempat duduk yang disediakan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Mulai dari meja panjang untuk ruang diskusi sampai meja yang tampaknya cocok untuk para introvert atau mahasiswa yang ingin fokus mengerjakan tugasnya sendiri. Ada juga kantin, loker, toilet dan mushola yang tersedia di setiap lantai, ruangan yang biasanya digunakan untuk melaksanakan kegiatan/seminar, juga spot bermain anak/balita. Waktu buka Perpus dari Hari Senin-Jum`at (08.00 pagi sampai 08.00 malam). Di hari Sabtu, buka sampai jam 12.00 siang. @perpustakaan_ugm Pe