Kok beli buku itu sih Ci?
Lah, kamu kan belum punya anak Ci, ngapaian baca buku parenting?
Kurang lebih seperti itulah pertanyaan beberapa teman saya.
Sejujurnya saya memang sedang consern untuk membaca hal-hal yang berkaitan
dengan wanita, parenting dan mental disorder. Termasuk juga sex abuse yang
beritanya sering wara-wiri di media online ataupun layar televisi. Berangkat dari
fenomena itulah akhirnya saya sadar berbagai permasalahan itu terjadi selalu
bersinggungan dengan pola asuh (parenting) yang tidak lain menjadi peran saya
nantinya. Iya, masih nanti, soalnya hilal jodonya belum tampak sekarang.
Meskipun nanti, justru saya pikir butuh persiapan sebelum akhirnya
tiba di momen itu. Kenapa? Yah itu tadi, agar problem yang terjadi di
masyarakat, setidaknya menjadi pelajaran buat saya, maka dengan ilmu itulah menjadi
bentuk ikhtiar saya agar hal yang sama tidak terjadi lagi paling minimal bagi
saya dan lingkungan sekitarku.
Lalu, kenapa saya memilih buku Trias Muslimatika karya dr. Davrina
Rianda?
Awalnya, karena memang saya penasaran dengan buku dr.Davrina
setelah men-stalking beliau.
Seorang istri…iya
Seorang ibu…iya
Sekolah S2…iya (bahkan mau lanjut lagi)
Berprestasi…iya
Penulis buku…iya (bukunya best seller pula)
Pengusaha…iya (punya klinik sendiri)
Soleha…iya (liat aja visi dan pengaplikasiannya)
Nah…nah…sampai di sini dulu yah. Saya selalu kagum deh sama
muslimah kayak gini. Menginspirasi, dan inspiringnya itu jelas ke arah
akhirat. Kita memang butuh role model seperti ini. Gak hanya pasangan,
tetapi role model juga emang kudu yang se-visi.
Oleh karena itulah, saya penasaran untuk membaca karya dr.Davrina,
karena penasaran bagaimana ia bisa memanfaatkan waktu 24 jamnya menjalankan
tugasnya sebagai muslimah, istri dan juga seorang ibu.
Selain itu, ada juga beberapa pertanyaan yang sering menghantui
para wanita seperti,
Memilih jadi IRT atau wanita karir?
Memilih lanjut kuliah atau nikah?
Memilih punya anak dulu atau karir dulu?
Nah, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini ada di buku Trias
Muslimatika. Isi buku yang berisi kisah dr. Davrina sendiri dengan bahasanya yang
ringan dan mudah dipahami. Dalam buku ini ada 3 poin yang di-share oleh
penulis
Pertama, menjadi seorang muslimah. Di sini dijelaskan tentang gimana jadi muslimah berdaya. Juga menjelaskan
gimana proses hijrah yang dijalani dr. Davrina yang awalnya diberi panggilan ‘play
girl’ hingga bisa menjadi muslimah produktif seperti sekarang ini.
Part yang paling kusuka pada bagian ini
adalah subbab “Belajar”. Penulis berbagi kisahnya ketika ingin bertanya di
forum internasional. Awalnya ia tak berani, karena gak percaya diri dengan pronunciation
nya. Namun akhirnya ia mengambil langkah untuk belajar dan menghapus rasa
takutnya. Kisah ini simple sebenarnya, tetapi saya yakin banyak yang
mengalami situasi yang sama (termasuk saya sendiri).
Dan pada part ini kalimat yang saya suka adalah,
“Membuang jauh-jauh pikiran, ‘Bagaimana jika saya melakukannya dan
saya gagal?’ dan menggantinya dengan, ‘Bagaimana jika saya melakukannya dan
berhasil?’.” (Hal: 30)
Selain itu, masih ada lagi kisah-kisah lain disubbab ini yang
kadang buat saya perlu untuk meninjau kembali aplikasi dari visi hidupku.
Contohnya kisah ketika dr. Davrina diberi pilihan untuk menyuntik seorang
wanita atau tidak? Dimana ia sama sekali belum punya pengalaman sama sekali
untuk praktik suntik tersebut, hanya punya teorinya saja. Kalian harus baca
sendiri bagian ini deh~
Kedua, sebagai seorang istri. Nah,
part ini jelasin dari gimana proses pemantasan penulis, hingga ta`aruf
dan akhirnya menikah. Dan di part ini ke jawab deh tuh pertanyaan
tentang ‘Kuliah atau Nikah?’ dan ‘Kantoran atau Rumahan?’
Pada bagian ini terdiri dari 3 subbab, yakni Harus Banget
Nikah?, Family Value dan The Power Couple Rules.
Part ini penting banget untuk dibaca oleh para wanita yang masih
dalam proses pemantasan atau bahkan udah nikah. Karena saya yakin banget,
ilmunya bakal bisa banget untuk diaplikasikan untuk diri dan keluarga masa
depannya.
Ketiga, sebagai seorang ibu. Meskipun
saya belum jadi ibu, tetapi saya banyak dapat ilmu baru. Pentingnya untuk tahu
masa awal kehamilan, susu esklusif di 6 bulan awal, pentingnya stimulasi dan
nutrisi untuk kecerdasan anak, memaksimalkan golden ages anak dengan
proses bonding dari ibu, anak harus sering dilibatkan dalam kegiatan aktif
bukan pasif agar tak sampai mengalami red flag, dan masih banyak lagi.
Meskipun belum sampai ke tahap ini, ilmu ini tentunya akan sangat
bermanfaat nantinya, paling gak saya semakin tercerahkan, bahwa menjadi seorang
ibu itu tidak hanya sekedar hamil lalu melahirkan, tetapi kita butuh ilmu agar
amanah tersebut dapat kita pertanggung jawabkan di hadapan-Nya kelak.
Nah, itu dia 3 poin penting yang ingin saya highlight tentang
buku Trias Muslimatika. Buku ini adalah salah satu buku recommended untuk
para muslimah yang masih dalam proses pemantasan, atau yang udah menjalankan
perannya sebagai seorang istri juga ibu.
Bukunya tidak membosankan karena merupakan kisah penulis sendiri,
banyak ilmu yang bisa diambil dan paling penting adalah semakin banyak kita
membaca buku, maka akan membuat kita semakin kaya dengan pemahaman dan
pengalaman para penulisnya. Oh ya, buku ini bisa dibeli di gramedia.
Semoga bermanfaat
J
Komentar
Posting Komentar